https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Petani Minta Usulan Retribusi TBS Tidak Dibahas Sekarang

Petani Minta Usulan Retribusi TBS Tidak Dibahas Sekarang

Ketua Apkasindo Bengkulu, Jakfar. Foto: Ist.


Bengkulu, elaeis.co - Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKPSI) mengusulkan memungut retribusi Rp 25 dari setiap satu kilogram (kg) tandan buah segar (TBS) sawit yang dipanen petani di daerah. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menilai usul itu tidak tepat dilontarkan saat ini.

Ketua Apkasindo Bengkulu, Jakfar mengatakan, pengenaan retribusi sangat memberatkan para petani kelapa sawit.

"Tidak tepat diberlakukan saat ini, menambah beban petani sawit," kata Jakfar, kemarin.

"Lain hal kalau industri kelapa sawit nasional dalam kondisi normal, saya akan mendukungnya. Tapi saat arus kas petani sawit sedang belum begitu membaik," tambahnya.

Menurutnya, rata-rata harga TBS sawit di tingkat petani di Bengkulu saat ini masih di bawah Rp 1.300/kg. Sedangkan harga rata-rata TBS pekebun yang bermitra dengan perusahaan kelapa sawit (PKS) adalah Rp 1.700/kg.

"Dua-duanya lebih rendah dari harga yang ditetapkan pemerintah," sebutnya.

Itu sebabnya dia meminta agar AKPSI menahan diri terkait penetapan aturan retribusi dalam Undang-undang (UU) No. 1 tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

"Memang ada dasarnya, tapi jangan terapkan sekarang karena petani masih terdampak dan harga TBS belum pulih. Pikirkan dulu kondisi saat ini, harga TBS kelapa sawit belum normal," tuturnya.

Dia yakin retribusi sangat berguna bagi pembangunan daerah. "Tapi rasanya tidak adil kalau membebani dan membuat petani kelapa sawit semakin menderita," tandasnya.

"Sekarang masalah petani bukan hanya harga TBS, namun juga kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kami harap retribusi sawit ditunda dahulu," tutupnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :