Pekanbaru, elaeis.co - Riau, yang dikenal sebagai daerah penghasil sawit terbesar, juga masih memiliki komoditi lain yang menjadi andalan perekonomian. Salah satunya adalah getah karet, yang masih dijumpai di berbagai daerah di Riau. 

Namun sayang, kali ini para petani karet dapat kabar kurang baik dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau. Di mana harga bahan olahan karet rakyat (bokar), minggu ini mengalami penurunan. 

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja menyebutkan, berdasarkan hasil lelang di daerah, harga bokar, baik di tingkat petani maupun di beberapa Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Riau yang menjadi sumber data hampir seluruhnya mengalami penurunan. 

"Harga bokar di tingkat petani Kabupaten Rokan Hulu tercatat turun sebesar Rp 241 menjadi Rp 9.809 per kilogram. Kemudian di Rokan Hilir juga turun sebesar Rp 400 menjadi Rp 10.800 per kilogram," kata Defris, Selasa (16/8). 

Selanjutnya untuk tingkat APKARKUSI di Kabupaten Kuansing, harga bokar ditetapkan sebesar Rp 11.451/kg  atau turun Rp 159 dari harga minggu lalu. Sedangkan di tingkat UPPB Kabupaten Indragiri Hulu, turun sebesar Rp 200 menjadi Rp 10.000/kg.  

Selain itu, harga bokar di tingkat Kelompok Tani Getah Tender Masjid Al- Ikhlas Pembinaan BumDes Petani Kabupaten Bengkalis, terjadi penurunan cukup besar, yakni Rp 601 menjadi Rp 12.299/kg. 

"Sedangkan di tingkat petani Kabupaten Kampar dan pabrik Gapkindo, harga bokar untuk minggu ini tercatat tidak mengalami perubahan. Di Kampar tetap Rp 11.400 per kilogram dan pabrik Gapkindo tetap di harga Rp 21.500 per kilogram," ujarnya. 

Defris mengatakan, Dinas Perkebunan Provinsi Riau terus mendorong peningkatan mutu karet petani Riau dengan memperkuat Kelembagaan Petani Karet untuk bergabung dalam UPPB sehingga mutu hasil karet menjadi bersih dan harga di tingkat petani menjadi meningkat.