https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani Harus Memanen TBS Kelapa Sawit Matang, Ini Alasannya!

Petani Harus Memanen TBS Kelapa Sawit Matang, Ini Alasannya!

Petani memetik TBS kelapa sawit matang di Bengkulu. Foto: Doc Elaeis


Bengkulu, elaeis.co - Petani di Bengkulu harus memanen Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit matang. Hal itu dilakukan agar kualitas buah sawit tetap baik hingga sampai ke Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi mengatakan, banyak petani kelapa sawit di Bengkulu sering kali memanen TBS kelapa sawit yang belum matang. Sehingga mempengaruhi kandungan minyak dan Asam Bebas Lemak (ALB).
"Buah sawit yang dipanen dalam kondisi belum matang akan menyebabkan kuantitas dan kualitas minyak yang diekstraksi dari buahnya akan semakin sedikit. Buah yang belum matang memiliki kadar ALB yang rendah sehingga hasil rendemen minyaknya juga rendah," kata Rizon, Kamis 29 Februari 2024.

Selain itu, panen yang terlalu dini dapat meningkatkan stres pada tanaman kelapa sawit. Tanaman yang stres cenderung mengalami gangguan pertumbuhan dan kesehatan, serta bisa memengaruhi pembentukan bunga betina yang vital untuk produksi minyak kelapa sawit.
"Petani sawit jangan memanen kelapa sawit terlalu dini, pastikan buah sawit yang dipanen itu matang sempurna, karena kalau belum maka akan membuat tanaman stres," tambah Rizon.

Baca Juga: PKS di Bengkulu Harus Dukung Hilirisasi Cangkang Kelapa Sawit

Tak hanya itu, waktu pemanenan yang tidak tepat bisa menyebabkan buah sawit menjadi busuk atau rusak, menciptakan lingkungan lembab yang memicu pertumbuhan jamur patogen yang merugikan hasil panen dan kesehatan tanaman. Selain itu hal yang tak kalah penting adalah dampak ekonomis.
"Panen terlalu cepat sebelum waktu kematangan ideal dapat berdampak pada harga jual buah kelapa sawit. PKS (Pabrik Kelapa Sawit) biasanya meminta potongan harga besar jika menerima buah mentah, merugikan petani karena hasil panen mereka dihargai lebih rendah," ujarnya.

Dengan demikian, Rizon berharap, buah kelapa sawit bisa dipanen sesuai dengan kriteria kematangan. Karena itu merupakan kunci untuk menghasilkan minyak kelapa sawit berkualitas tinggi, menjaga kesehatan tanaman, mencegah kerugian ekonomi, dan mendukung industri perkebunan di Bengkulu. 
"Kami berharap petani memahami akan pentingnya waktu panen sebagai langkah awal untuk meraih keberhasilan dalam sektor ini," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Bengkulu, Jakfar menilai, rata-rata petani sudah paham memanen TBS kelapa sawit matang dan tidak matang. Namun, sering kali ada petani yang nakal dan dengan sengaja memanen TBS kelapa sawit yang belum matang.
"Semua petani tahu buah sawit matang dan tidak, tapi tetap saja ada yang kadang memanen buah sawit mentah juga," ujar Jakfar.

Menurut Jakfar, petani yang memanen TBS kelapa sawit mentah disebabkan tidak ingin menunggu waktu lama untuk mendapatkan hasil. Petani beranggapan dengan memanen TBS kelapa sawit lebih dini akan mendapatkan panen TBS kelapa sawit dalam jumlah besar.
"Mereka kadang mau dapat hasil panen sawit yang banyak dan memilih memanen yang mentah," tambah Jakfar.

Meski begitu, Jakfar mengaku, saat ini sudah banyak tengkulak yang paham. Sehingga TBS kelapa sawit mentah kadang tidak dibeli oleh mereka dan ditinggalkan begitu saja.
"Tengkulak sekarang kan sudah pandai, yang mentah kadang mereka tidak timbang dan tinggalkan begitu saja, yang rugi tentu saja petani," pungkasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :