https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani Dilatih Pengelolaan Sawit Berkelanjutan

Petani Dilatih Pengelolaan Sawit Berkelanjutan

Kasraji dari Earthworm Foundation sedang memberikan pelatihan kepada petani tentang pengelolaan sawit secara berkelanjutan sesuai rekomendasi ISPO dan RSPO (Acehtrend/Nukman)


Jakarta, Elaeis.co - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) bekerja sama dengan Earthworm Foundation menggelar pelatihan tentang program sawit berkelanjutan kepada petani sawit di wilayah Kota Subulussalam, Aceh. Pelatihan tersebut diberikan kepada petani yang tergabung dalam wadah Koperasi Perkebunan Sada Kata binaan HKTI Kota Subulussalam.

Puluhan petani mengikuti pelatihan yang digelar di Aula SD Negeri Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat. Pelatihan berlangsung selama dua hari, mulai Sabtu (14/9) hingga Minggu (15/8).

Ketua HKTI Kota Subulussalam, Wahda, mengatakan, pelatihan ini hasil kerja sama HKTI Subulussalam, Koperasi Perkebunan Sada Kata, dan Earthworm Foundation yang juga mendapat dukungan dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (Distanbunkan) Kota Subulussalam.

“Pelatihan ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap petani sawit swadaya di wilayah Kota Subulussalam,” katanya, dikutip Acehtrend.com.

Wahda mengatakan, dari total luas perkebunan sawit di wilayah Kota Subulussalam, sekitar 65 persen merupakan milik masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa petani swadaya memiliki peran penting dalam roda ekonomi.

Namun di balik itu terdapat sederet persoalan yang dihadapi petani. Yakni legalitas kebun, rendahnya produktivitas tandan buah segar (TBS) sawit, lemahnya pengetahuan petani, dan lemahnya peran kelembagaan petani dalam kemitraan sehingga berdampak pada ketidakstabilan harga TBS di tingkat petani.

“Oleh karena itu target kita adalah bagaimana petani sawit swadaya di Kota Subulussalam bisa menjadi pilot project untuk mendapatkan sertifikat ISPO dan RSPO,” jelasnya.

Sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) dan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), menurutnya, merupakan sistem pengelolaan utama yang berkaitan dengan nilai sawit di pasar global.

“Inilah persoalan yang menyebabkan menurunnya nilai sawit petani kita selama ini. Rekomendasi ISPO atau RSPO ini sangat ditekankan di pasar global. Maka itu yang menjadi tuntutan kita adalah memberikan workshop kepada petani dengan tujuan ke depan bagaimana agar petani kita memiliki kebun yang berintegritas,” bebernya.

Dalam pelatihan ini para petani juga mendapatkan cara memformulasi pupuk organik yang bertujuan untuk menekan ketergantungan pada pupuk kimia. “Output lain dari penggunaan pupuk organik adalah bisa menekan besarnya biaya pemupukan tanaman sawit yang selama ini menjadi keluhan utama para petani,” tukasnya.

“Kami menghaturkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Subulussalam yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini. Dan secara khusus terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan dari Earthworm yang mana telah menghadirkan timnya untuk memberikan pelatihan kepada petani kami,” tambahnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :