Berita / Nusantara /
Petani Diingatkan Jangan Gunakan Benih Ilegitim untuk Replanting Sawit
Petani menangkarkan bibit untuk keperluan replanting. foto: Yahya
Pasir Pangaraian, elaeis.co - Banyak kebun sawit di Kabupaten Rokan Hulu (rohul), Riau, memasuki masa peremajaan atau replanting. Petani yang melakukan replanting mandiri diminta tidak menggunakan benih sawit asalan.
"Karena kalau menggunakan benih sawit yang tidak bersertifikat, nantinya akan merugikan petani itu sendiri. Bibit asalan produksinya tidak maksimal," kata Kepala Bidang Perkebunan Disnakbun Rohul, Herianto Riri, kepada elaeis.co, Kamis (2/2).
Dia menjelaskan, jika menggunakan bibit yang disemai sendiri, nantinya sewaktu panen akan mengakibatkan produksi kebun sawit petani menjadi rendah. Ditaksirkan paling tinggi hanya 50 persen dibanding bibit unggul dalam siklus tanam selama 25 tahun.
"Dari itu petani kita sarankan untuk berhati-hati, jangan sampai terlanjur melakukan penanaman. Sebab, satu siklus tanam kelapa sawit itu produksinya selama 25 tahun. Jika dikonversikan dengan uang, dalam satu hektare produksinya mencapai sekitar Rp 400 juta. Tapi jika sejak awal sudah menggunakan bibit asal-asalan, paling hanya tercapai setengahnya," jelasnya.
Selain produksi yang tidak maksimal, kerugian lain menggunakan benih kelapa sawit yang tidak jelas asal usulnya atau ilegitim adalah varietas yang ditanam pasti tidak seragam.
"Umur produksi tanaman juga tidak akan sama dengan bibit unggul bersertifikat. Tanaman juga tidak terlalu merespon pemberian pupuk secara normal. Banyak resiko yang akan dihadapi oleh pekebun yang berkebun sawit dengan bibit sawit yang asal asalan," tukasnya.
Dia juga meminta petani hati-hati membeli benih. Banyak penjual mengklaim benihnya bersertifikat. Padahal, benih yang disebutkan bersertifikat itu belum tentu resmi.
"Petani harus jeli membeli benih sawit sekalipun bungkusnya ada sertifikat. Bibit yang beredar di pasaran belum tentu resmi, jangan sampai petani rugi besar. Untuk memastikan bibit yang dibeli sudah memiliki sertifikat, belilah langsung dari balai benih yang direkomendasikan pemerintah," katanya.
Diakuinya, petani lebih hemat jika menyiapkan bibit sendiri bila dibandingkan dengan membeli bibit yang sudah jadi.
"Masalahnya masih banyak petani yang menggunakan benih ilegal karena tidak tahu atau tergiur dengan harga murah. Kita sarankan kepada seluruh petani agar berhati-hati, jangan sampai merugikan diri petani itu sendiri," tambahnya.







Komentar Via Facebook :