https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani di Rejang Lebong Lebih Memilih Menanam Kopi Ketimbang Kelapa Sawit, Ini Alasannya!

Petani di Rejang Lebong Lebih Memilih Menanam Kopi Ketimbang Kelapa Sawit, Ini Alasannya!

Owner Kopi Lestari, Supriyadi saat menjelaskan tentang keunggulan kopi di Kabupaten Rejang Lebong.


Bengkulu, elaeis.co - Petani di Desa Suku Menanti, Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, telah menetapkan pilihan mereka dalam dunia pertanian. Meskipun memiliki opsi untuk menanam kelapa sawit, mayoritas petani di daerah ini memilih untuk fokus menanam kopi. Alasan di balik keputusan ini adalah karena kopi memberikan keuntungan yang lebih besar, meskipun hanya diperoleh satu kali setahun.

Menurut Supriyadi, pemilik Lestari Kopi, mayoritas petani di Desa Suku Menanti lebih memilih menjadi petani kopi. Sebab kopi bisa memberikan keuntungan yang besar. Dengan setiap ton kopi bubuk yang dihasilkan, petani dapat meraup keuntungan hingga Rp 65 juta.
"Mereka melihat potensi keuntungan yang lebih besar dalam menanam kopi dibandingkan kelapa sawit," kata Supriyadi, Selasa 20 Februari 2024.

Pilihan petani untuk fokus pada tanaman kopi menjadi cermin dari potensi ekonomi yang dimilikinya. Meskipun kelapa sawit menjadi komoditas yang diminati di beberapa daerah, di Bengkulu, namun masyarakat Desa Suku Menanti, lebih memilih kopi karena menawarkan lebih dari sekadar keuntungan finansial. 
"Kopi tidak hanya memperkaya budaya lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di wilayah Bengkulu," ujar Supriyadi.

Menurut Supriyadi, dalam pandangan beberapa petani, menanam kopi bukan hanya tentang mencari keuntungan ekonomi, tetapi juga tentang melestarikan warisan budaya dan tradisi. Sebab kopi telah menjadi bagian dari kehidupan dan budaya merek selama bertahun-tahun.
"Kami ingin meneruskan tradisi ini kepada generasi mendatang, sambil juga menghasilkan pendapatan yang layak untuk keluarga kami," ujarnya.

Dorongan untuk menanam kopi juga didorong oleh permintaan yang stabil dari pasar lokal maupun internasional. Dengan permintaan yang terus meningkat untuk kopi berkualitas tinggi, petani di Desa Suku Menanti merasa yakin bahwa keputusan mereka untuk fokus pada tanaman ini adalah langkah yang tepat.
"Kami yakin ini adalah keputusan yang tepat karena permintaan kopi yang stabil dari pasar lokal maupun internasional," tutupnya.

Meski begitu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Rizon mengaku, ada tantangan yang harus dihadapi oleh para petani dalam usaha mereka. Salah satunya adalah menghadapi perubahan iklim yang dapat memengaruhi hasil panen dan kualitas biji kopi. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim menjadi penting bagi kelangsungan usaha pertanian kopi di Desa Suku Menanti.
"Dengan berbagai upaya adaptasi dan inovasi, kami berharap petani di Desa Suku Menanti bisa memastikan keberlanjutan usaha pertanian kopi di masa depan. Meskipun tantangan dan risiko selalu ada, semangat dan dedikasi petani jangan pernah surut," pungkas Rizon.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :