Berita / Sulawesi /
Petani di Polewali Mandar Pilih Aren Ketimbang Sawit, ini Alasannya
 
                Kadisbun Sulbar, Herdin Ismail, dialog dengan pembudidaya aren, Husni: Disbun
Mamuju, elaeis.co - Kepala Dinas Perkebunan (disbun) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Herdin Ismail, mengunjungi salah satu pembudidaya aren yang ada di Kabupaten Polewali Mandar, Husni.
Kepada pembudidaya aren disampaikan bahwa Sulbar kaya akan komoditas perkebunan dan salah satu tanaman yang memiliki potensi nilai jual cukup tinggi adalah tanaman aren.
Menurut Herdin, Disbun Sulbar akan terus mendukung pengembangan budidaya aren di wilayah Sulbar. Salah satunya dengan menetapkan wilayah budidaya agar pengembangan komoditas bisa dilakukan lebih sistematis dan terstruktur.
"Rencana tindak lanjut akan diupayakan mengkoordinasikan terlebih dahulu dengan Bapperida Sulbar terkait riset komoditas. Sehingga pengwilayahan komoditas bisa dilakukan dan berjalan secara sistematis," jelasnya dalam rilis Disbun Sulbar dikutip Ahad (28/4).
"Dukungan dari pemerintah terkait pengembangan komoditas perkebunan tentunya sejalan dengan visi untuk memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang berkesinambungan bagi masyarakat setempat untuk menciptakan warisan terbaik," tambahnya.
Husni sendiri mengaku telah mempertimbangkan matang-matang sebelum memutuskan menekuni budidaya aren.
Disampaikan, awalnya dia tertarik dengan aren karena berpikir bahwa tenaga yang dibutuhkan dalam menanam dan mengelola kebun jauh lebih mudah dibandingkan dengan sawit.
"Aren juga dapat sebagai tanaman pelindung pada kakao karena tanaman aren kondisinya lebih lembab dibanding tanaman yang lainnya," bebernya.
Salah satu keunggulan aren lainnya, dapat berproduksi setiap hari. Hal ini dilihat dari usia tanam, ada yang sampai sekitar 5 tahun kategori pohon pendek dengan masa produksi selama 2 tahun. Ada juga sekitar 7-8 tahun kategori sedang dengan masa produksi hingga 5-7 tahun. Dan ada yang 10 tahun kategori tinggi masa produksi 9 tahun.
"Keuntungan ekonomi yang dihasilkan per pohonnya minimal Rp 20.000 dengan menjual gula melalui proses penguapan dan pemanasan," kata Husni.
 







Komentar Via Facebook :