https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani di Kaur Biarkan Sawit 'Berguguran'

Petani di Kaur Biarkan Sawit

Ilustrasi -tandan buah segar kelapa sawit di Kabupaten Kaur, Bengkulu. (Sangun/Elaeis)


Bengkulu, elaeis.co - Sejak tiga bulan terakhir, biji tandan buah segar kelapa sawit berjatuhan dari batangnya sudah menjadi pemandangan biasa di Desa Tebing Rambutan, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Bengkulu.

Petani di sana rata-rata seakan tidak peduli lagi terhadap keberlangsungan kebun sawit mereka. Hal ini terjadi sejak harga TBS sawit tidak kunjung membaik di daerah itu.

Sebagai bentuk protes, petani pun membiarkan biji tandan buah segar kelapa sawit berguguran atau jadi brondolan di bawah batangnya.

"Sudah hancur ekonomi kalau harga sawit seperti ini terus," kesal Darusman (48), salah satu petani kelapa sawit di Desa Tebing Rambutan kepada elaeis.co dua hari lalu.

Saat ini, harga TBS sawit tingkat pengepul atau toke di daerahnya hanya dibanderol Rp 800 per kilogram. Angka itu menurut Darusman tidak pantas lagi melihat biaya yang dikeluarkan dalam sekali panen mencapai Rp 600 per kilogram.

"Memang tak pantas lagi dengan harga segitu. Sebab, jika dikalkulasikan, biaya yang dikeluarkan mencapai Rp600/kg dengan rincian; upah panen Rp300/kg dan ongkos angkut Rp300/kg. Jadi, angka bersih yang kita dapat hanya Rp200/kg," kata dia.

Karena harga tidak kunjung membaik, lelaki 48 tahun itu pun mulai malas-malasan memanen kebun kelapa sawit miliknya.

"Malas. Biarlah semuanya jadi brondolan. Sebab sampai sekarang harga sawit di sini tidak kunjung membaik," pungkasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :