Berita / Nusantara /
Petani di Daerah ini Mau Putus Hubungan dengan Ram
Jalan rusak menjadi salah satu faktor yang memaksa petani di Sekadau menjual hasil panen sawit ke ram. Foto: dok. SPKS
Sekadau, elaeis.co - Harga tandan buah segar (TBS) di tingkat pabrik kelapa sawit (PKS) di Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), telah mencapai Rp 4.000/kg.
Namun harga yang diterima para petani sawit swadaya umumnya lebih rendah sekitar Rp 300/kg dari harga di PKS.
"Petani swadaya umumnya menjual ke ram atau agen pengepul, makanya harga TBS lebih rendah dari harga pabrik," kata Bernadus Mochtar, Ketua Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Sekadau, kepada elaeis.co, Senin (18/4/2022).
Menurutnya, SPKS sangat menginginkan adanya kesamaan harga pembelian TBS produksi petani swadaya di tingkat PKS. "Kami berjuang sekuat tenaga untuk melawan dominasi ram dalam penentuan harga TBS," katanya.
Upaya SPKS perlahan telah membuahkan hasil. Salah satunnya adalah telah ditandatanganinya kesepakatan atau memorandum of agreement (MoA) tata niaga harga TBS dengan delapan PKS yang ada di Sekadau beberapa hari lalu.
Kata Bernadus, MoA itu ditandatangani di Kota Pontianak dan disaksikan langsung oleh Wakil Bupati Sekadau H Subandrio serta para pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) cabang Kalbar.
SPKS Sekadau, ucap Bernadus, sangat berkeinginan agar aturan tata niaga sawit dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 01/Permentan/KB.120/I/2018 dan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 63 Tahun 2018 bisa diterapkan di Kabupaten Sekadau.
Meski begitu, dia sadar tidak mudah untuk melawan dominasi ram yang sudah beroperasi bertahun-tahun. Apalagi petani swadaya juga kebanyakan mengalami kesulitan bila menjual langsung TBS mereka ke PKS. Hambatan itu umumnya disebabkan oleh kerusakaan jalan dari kebun ke PKS.
"Itu yang memaksa petani swadaya menjual TBS mereka ke ram yang ada di dekat kebun sawit mereka. Ketimbang capek-capek menjual TBS ke PKS," ujarnya.
Pihaknya melihat para petani sawit swadaya yang menjual TBS ke ram berprinsip tidak masalah harga TBS lebih murah dibanding PKS ketimbang harus keluar biaya ekstra untuk transportasi.
Di samping itu, ucapnya, para petani sawit swadaya tak mau direpotkan dengan aspek tracebility atau aspek ketelurusan asal-usul TBS mereka, apakah dari kebun sawit yang masuk dalam kawasan hutan atau tidak.
"Enggak heran kalau sekitar 10 ram yang ada di Sekadau tetap berkibar, enggak gampang dikalahkan dalam urusan tata niaga harga TBS ini," kata Bernadus.
Namun pihaknya bertekad akan terus melawan dominasi ram, termasuk dengan cara pembentukan kelembagaan pekebun agar bisa berkomunikasi langsung dengan PKS untuk urusan harga TBS.
"Sejauh ini kami telah membentuk lima lembaga pekebun tingkat desa binaan SPKS Sekadau agar kelak bisa membangun kemitraan dengan pihak PKS," ungkapnya.







Komentar Via Facebook :