Berita / Sumatera /
Petani dan Usaha Kecil Diajak Kembangkan Hilirisasi Sawit
Peserta FGD Pengembangan Hilirisasi Kelapa Sawit foto bersama dengan narasumber. Foto: Subekti
Pangkalpinang, elaeis.co - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggelar Forum Group Discussion (FGD) Pengembangan Hilirisasi Kelapa Sawit, di salah satu hotel di Pangkalpinang.
Kegiatan itu dibuka langsung oleh Kepala Disperindag Provinsi Kepulauan Babel, Tarmin. Disperindag Provinsi Babel mengundang beberapa narasumber yaitu Dr Mimin Aminah dari IPB dan Ir Gelar Satya Budhi selaku Direktur Pemberdayaan Masyarakat IREEM. Sedangkan pesertanya berjumlah 25 orang yang terdiri dari BUMDes, koperasi sawit, gapoktan sawit, dan perwakilan petani sawit se-Bangka Belitung.
Tarmin mengatakan, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas dari sektor pertanian yang terbukti memiliki daya tahan di masa pandemi. "Sawit juga ikut serta menopang pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.
Selain itu, sambungnya, industri kelapa sawit juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung. "Itu sebabnya pemerintah memiliki visi agar industri sawit Indonesia dapat menjadi produsen sawit terbesar dan mendorong hilirisasi atau pengembangan produk turunannya untuk mendapatkan nilai tambah," tukasnya.
Kelapa sawit sendiri menyandang status sebagai tanaman penghasil minyak nabati tertinggi. Per hektar kebunnya mampu memproduksi lebih banyak minyak dibandingkan minyak nabati lain. "Oleh karena itu, industri kelapa sawit memenuhi kriteria sebagai industri unggulan yang pantas untuk dikembangkan lebih luas lagi, mulai dari hulu hingga ke hilir," jelasnya.
Menurutnya, kelapa sawit mempunyai kemampuan menghasilkan minyak nabati yang banyak dibutuhkan oleh sektor industri pengolahan saat ini. Diantara keunggulan minyak sawit adalah sifatnya yang tahan oksidasi dengan tekanan tinggi dan kemampuannya melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya.
Selain itu, daya melapis yang tinggi juga membuat minyak kelapa sawit dapat digunakan untuk beragam peruntukan diantaranya untuk minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. “Program hilirisasi industri sawit bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah produk, memperkuat struktur industri, menyediakan lapangan kerja, dan memberi peluang usaha di Indonesia," bebernya.
"Melalui hilirisasi sawit, diharapkan komoditas yang diekspor nantinya tidak lagi berupa bahan baku, tetapi sudah dalam bentuk produk turunan atau barang jadi sehingga dapat meningkatkan harga yang berujung pada peningkatan penerimaan devisa melalui ekspor,” tambahnya.







Komentar Via Facebook :