https://www.elaeis.co

Berita / Dewandaru /

Peta Persaingan Pangan

Peta Persaingan Pangan

Wayan Supadno di perkebunan buah naga nya. foto: dok. pribadi


Semua tokoh dunia telah merekomendasikan bahwa ke depan akan terjadi proses perubahan mendasar dan sekarang perubahan itu mulai terasa; berebut pasar pangan dan energi.

Tapi di sisi lain, banyak bisnis, bahkan bisnis besar sekalipun, tidak mampu menekan Harga Pokok Produksi (HPP) dan akhirnya mulai bertumbangan.�

Peta persaingan pangan nampak mulai nyata. Australia tidak lagi obral ekspor Sapi ke Indonesia.�

Lantas Brazil nan jauh di sana, malah menargetkan daging ayamnya akan menyerang pasar Indonesia. HPP nya yang rendah akibat harga jagungnya sebagai pakan utama ayam, berharga murah.�

Lebih murah 50% ketimbang harga jagung Indonesia. Itulah makanya Brazil bisa menjual ayam harga murah.�

Masih banyak lagi permainan global yang akan terjadi. Penduduk Indonesia yang mencapai 274 juta jiwa dengan harga pangan termahal di Asean, dianggap menjadi pasar yang sangat menjanjikan bagi negara produsen pangan.

Ingat, sebuah negara yang jumlah penduduknya makin bertambah dan makin sejahtera, akan membawa dampak makin meledaknya kebutuhan pangan, utamanya protein.�

Kewajiban negara untuk mencukupi protein itu demi mencegah stunting. Artinya, untuk mencukupi itu, akan ada peluang usaha pangan yang sangat menjanjikan; penghasil protein.

Saat ini nilai transaksi pangan di Indonesia sekitar Rp1000 trilyun pertahun. Ini pasar yang sangat besar, yang akan dinikmati oleh negara lain kalau kita tidak mampu mencukupinya dengan barang yang kompetitif.�

Saat ini eranya globalisasi. Tidak bisa menolak. Tak ubahnya sengketa di WTO, Brazil dimenangkan. �Indonesia yang kalah, harus mau menampung pasar daging ayam dari Brazil, jika lebih kompetitif.

Sama persis dengan CPO, manggis, porang, sarang walet, pisang, salak, udang dan lainnya. Kita ngotot agar tidak ada penolakan ekspor ke negara manapun juga. Karena tiada satupun negara yang bisa terbebas tanpa impor.�


Wayan Supadno
BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :