Berita / Sumatera /
Pesisir Selatan Kekurangan Pabrik Pengolahan Sawit, Ini Dampaknya Bagi Petani
Ilustrasi-petani kelapa sawit. (Syahrul/Elaeis)
Padang, elaeis.co - Petani kelapa sawit di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat (Sumbar) masih kesulitan menjual hasil kebun karena minimnya jumlah pabrik kelapa sawit (PKS).
Malah tak jarang petani terpaksa menjual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ke provinsi tetangga seperti Bengkulu.
Di wilayah itu kini hanya memiliki 5 PKS dimana hanya dua PKS yang memiliki kebun sendiri.
"Pabrik ada, tapi lebih fokus dengan kebun sendiri. Alhasil hasil kebun masyarakat justru tidak terlayani," ujar Ketua GAPKI Sumbar, Bambang kepada elaeis.co, Jumat (6/1).
Menurut Bambang, idealnya dilakukan penambahan 4 PKS lagi. Mengingat hasil kebun kelapa sawit di wilayah itu juga cukup besar.
Kondisi tersebut memang sempat dibicarakan di DPRD Pessel. Terutama terkait PKS yang tidak mau membeli hasil kebun masyarakat. Namun PKS tersebut beralasan kewalahan dalam menampung hasil kebun sendiri, sehingga hasil kebun petani tidak tertampung.
"Paling tidak butuh 4 PKS lagi. Misalnya dengan kapasitas 30 ton/jam. Maka tiap harinya PKS bisa mengolah 600 ton lebih TBS. Dengan jumlah itu maka masalah jual beli TBS di Pessel diperkirakan terselesaikan," katanya.
Kendati begitu, pemerintah juga tidak bisa serta merta memberikan izin pembangunan PKS tanpa melakukan pendataan yang rinci. Misalnya seperti kepemilikan kebun dan kondisi kemitraan.
"Pemerintah harus memastikan terlebih dahulu sumber buah dari mana agar tidak saling menganggu PKS lain, sehingga tidak terjadi persaingan harga yang membuat kondisi harga TBS menjadi tidak sehat," tandasnya.







Komentar Via Facebook :