Berita / Sumatera /
Pesisir dan Lahan Gambut, Kawasan Paling Rawan Terbakar di Bengkulu
Rapat membahas antisipasi karhutla di Polda Bengkulu. foto: Humas Polda Bengkulu
Bengkulu, elaeis.co – Polda Bengkulu mengumpulkan seluruh stakeholder yang terkait dengan masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Selasa (29/08). Pertemuan dilaksanakan di ruang Aula Assessment Biro SDM Polda Bengkulu.
Wakapolda Bengkulu Brigjen Pol. Drs Agus Salim hadir memimpin rapat. "Ini dalam rangka antisipasi karhutla seiring fenomena El Nino yang menerpa hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk di Provinsi Bengkulu. El nino merupakan pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur," jelasnya dalam keterangan resminya, Rabu (30/8).
Dia menyarankan leading sector karhutla agar secepat mengumpulkan para kepala daerah, perusahaan, dan masyarakat untuk diberikan sosialisasi dan bagaimana cara mengantisipasi karhutla.
“Buat grup Whatsapp untuk memudahkan kita mendapat informasi dari BMKG dan saya harapkan infomasi yang diberikan jangan hanya sekedar gambar saja, tetapi dikemas semenarik mungkin sehingga semuanya tertarik untuk membaca,” tukasnya.
Berdasarkan data yang dipaparkan Kepala BMKG Bengkulu, Tri Widiarto, di bulan Agustus hanya terpantau 2 titik panas (hotspot) yakni di Kabupaten Seluma perbatasan dan Kaur. “Untuk potensi kebakaran lahan, yang perlu diwaspadai di daerah pesisir. Yaitu Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur, dan Pulau Enggano,” sebutnya.
Ia menjelaskan, potensi titik panas dan kebakaran lahan di Bengkulu terus dipantau menggunakan satelit, radar, hingga data observasi lapangan. "Peningkatan hotspot juga dipengaruhi kondisi dinamika atmosfir terutama topografi di Bengkulu," jelasnya.
Sementara itu, Irwasda Polda Bengkulu Kombes Asep Teddy Nurrasyah MM menekankan agar dilakukan antisipasi di lahan-lahan gambut di sekitar perkebunan yang sengaja dibakar untuk dibuka perkebunan sawit. Menurutnya, ditemukan banyak kasus, ketika sudah dibakar, ditinggal begitu saja sehingga meluas dan terjadinya kebakaran lahan yang hebat.
“Terkait lahan gambut, biasanya api di atasnya sudah mati tetapi yang berada di bawah lahan gambut itu masih hidup. Karena itulah kita harus meningkatkan himbauan dan informasi kepada masyarakat terkait karhutla terutama di daerah rawan,” ucapnya.
Senada dengan Irwasda, AKBP Nurmansyah selaku Kabagdalops Roops Polda Bengkulu memaparkan ada 18 kasus kebakaran lahan yang seluruhnya diakibatkan pembakaran hutan oleh masyarakat untuk membuka lahan perkebunan sawit. Ada 1 tersangka pembakaran lahan dan kasusnya sudah P21.
“Sebaran hotspot akan terus dipantau untuk dilakukan penanggulangan dan penyelidikan. Polri sudah memiliki aplikasi Lancang Kuning yang berguna untuk memantau hotspot, aplikasi ini bisa diakses oleh 8 polda," tutupnya.







Komentar Via Facebook :