https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Pesawat RI Siap Terbang Pakai Jelantah Mulai Tahun 2026, Serius Nih?

Pesawat RI Siap Terbang Pakai Jelantah Mulai Tahun 2026, Serius Nih?

Ilustrasi - pesawat terbang.


Jakarta, elaeis.co – Pemerintah tengah bersiap melakukan terobosan besar di sektor energi dan penerbangan. 

Mulai tahun 2026, pesawat di Indonesia direncanakan akan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan yang diolah dari minyak goreng bekas atau yang dikenal sebagai jelantah. 

Langkah ini menjadi bagian dari komitmen menuju penerbangan rendah emisi dan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Edi Wibowo, menjelaskan bahwa aturan penggunaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel atau SAF) sedang difinalisasi. 

Tahap awalnya akan diberlakukan di Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai, dengan campuran SAF sebesar 1 persen untuk penerbangan internasional.

Targetnya, penggunaan bahan bakar hijau ini meningkat bertahap hingga mencapai 5 persen pada 2035.

“Regulasi ini akan menjadi langkah awal menuju penerbangan rendah emisi, sekaligus membuka peluang ekonomi dari limbah minyak goreng yang selama ini belum termanfaatkan maksimal,” ujar Edi, Jumat (17/10). 

Produksi SAF dari jelantah saat ini telah dimulai oleh Pertamina. Perusahaan pelat merah itu bahkan telah melakukan uji terbang komersial menggunakan bahan bakar campuran SAF dan avtur konvensional bersama maskapai Pelita Air di rute Jakarta–Bali. Hasil uji menunjukkan performa mesin pesawat tetap optimal dengan emisi karbon jauh lebih rendah.

Pertamina menyebut, penggunaan SAF dari minyak jelantah mampu memangkas emisi karbon hingga lebih dari 80 persen dibandingkan avtur biasa. Selain itu, limbah minyak goreng yang semula berpotensi mencemari lingkungan kini bisa menjadi sumber energi bernilai tinggi.

Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Denon Prawiraatmadja, menilai inisiatif ini sejalan dengan kebijakan internasional Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA). 

Menurutnya, Indonesia sudah saatnya beradaptasi dengan tren global penerbangan hijau agar industri tetap kompetitif.

Tantangan utama yang kini dihadapi adalah ketersediaan bahan baku jelantah dalam jumlah besar serta investasi pada fasilitas produksi SAF.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :