https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Pertumbuhan Ekonomi Mengesankan, Kaltim Masih Tergantung pada Batu Bara dan Sawit

Pertumbuhan Ekonomi Mengesankan, Kaltim Masih Tergantung pada Batu Bara dan Sawit

Penyerahan DIPA 2025 dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke  Daerah Provinsi Kaltim tahun anggaran 2025. foto: MC Kaltim


Samarinda, elaeis.co - Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Wahyuni secara digital  menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2025 dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke  Daerah (TKD) tahun anggaran 2025.

Penyerahan DIPA tahun anggaran 2025 di wilayah Kaltim merupakan tindak lanjut penyerahan DIPA tahun 2025 yang telah disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia kepada menteri, pimpinan lembaga dan para gubernur se-Indonesia pada 10 Desember 2024 lalu di istana negara.

“Penyerahan DIPA dan  Alokasi TKD tahun anggaran 2025 sebagai simbol dimulainya pelaksanaan APBN 2025. APBN 2025 dirancang untuk menjaga stabilitas, inklusifitas, dan keberlanjutan dengan kehati-hatian,” kata Sri dalam keterangan resmi Diskominfo Kaltim dikutip Selasa (23/12).

Pada tahun 2025 Kaltim mendapat alokasi dana sebesar Rp 56,88 triliun yang terdiri dari Rp 18,46 triliun untuk belanja pemerintah pusat dan Rp 38,41 triliun untuk transfer ke daerah. “Belanja pemerintah pusat ke Kaltim sebagian besar diperuntukkan untuk melanjutkan pembangunan IKN hingga tahun 2028,” ubgkapnya.

Sedangkan kebijakan transfer ke daerah (TKD) tahun 2025 diarahkan untuk memperkuat sinergi dan harmonisasi fiskal antara pemerintah pusat dan daerah guna mendukung pemerataan pembangunan. “Langkah ini juga bertujuan menciptakan kegiatan ekonomi baru yang berkelanjutan sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal,” ujarnya.

Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kaltim Muhammad Syaibani mengatakan, Kaltim berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,21% sampai triwulan III tahun  2024. Capaian ini di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,95 persen.

“Untuk tahun 2025 pertumbuhan ekonomi nasional diproyeksikan antara 5,1 hingga 5,5%, sementara untuk ekonomi Kaltim diproyeksikan akan tumbuh sampai 5,35%," sebutnya.

Meski cukup mengesankan, dia mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kaltim saat ini masih bergantung pada komunitas industri ekstraktif terutama pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit. "Dua sektor ini berkontribusi pada penerimaan daerah yang signifikan. Tapi ketergantungan ini menghadirkan tantangan tersendiri, terutama dalam hal keberlanjutan lingkungan,” kata Syaibani.

Ke depan, menurutnya, sangat penting menghadapi tantangan melalui diversifikasi ekonomi dengan tetap mengedepankan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang lebih berkelanjutan, 

“Menjaga tingkat inflasi di Kalimantan Timur pada tingkat yang optimal menjadi tantangan strategi terutama seiring dengan meningkatnya kebutuhan pangan antara lain akibat pembangunan ibukota negara. Peningkatan permintaan yang signifikan harus diimbangi dengan upaya memperkuat ketersediaan pasokan lokal melalui pengembangan sektor pertanian dan distribusi yang efisien,” paparnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :