https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Pertama di Indonesia, Koperasi di Kuansing Bangun Pabrik Minyak Goreng Dibiayai BPDPKS

Pertama di Indonesia, Koperasi di Kuansing Bangun Pabrik Minyak Goreng Dibiayai BPDPKS

Dr. Supriyono, perwakilan Ditjenbun saat pemaparan terkait pembangunan PAMIGO. Foto: Hamdan


Taluk Kuantan, elaeis.co - Koperasi Produsen Unit Desa (KPUD) Tupan Tri Bhakti menjadi kelembagaan petani sawit pertama di Indonesia yang menerima bantuan pembangunan pabrik mini minyak goreng (PAMIGO) dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Koperasi yang mengelola kebun sawit di Desa Simpang Raya, Kecamatan Sengingi Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing),  Provinsi Riau, itu bakal mandiri dalam melakukan hilirisasi sawit dengan produk akhir berupa minyak goreng.

Terkait dengan pelaksanaan pembangunan PAMIGO ini, Direktorat Jenderal Perkebunan (ditjenbun) Kementerian Pertanian menggelar Forum Group Diskusi (FGD) dengan Pemkab Kuansing dan KPUD Tupan Tri Bhakti di Gedung Pertemuan Desa Simpang Raya, Senin (13/5).

Pada kesempatan itu, perwakilan dari Ditjenbun, Dr Supriyono, membenarkan bahwasanya daerah berjuluk 'Kota Jalur' ini menjadi penerima dana hibah PAMIGO perdana di nusantara.

"Kita akan kawal pembangunan tersebut hingga pemasangan alat mesin PAMIGO agar rampung akhir September 2024 mendatang," ungkapnya di pertemuan yang dihadiri oleh elaeis.co itu.

Menurutnya, tujuan pemerintah memberikan bantuan PAMIGO bukan hanya supaya petani mendapatkan alat, tapi bagaimana petani juga mampu mengoperasikannya sehingga bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

Ditambahkannya, hibah pembangunan Pamigo sudah diatur dalam Permentan Nomor 03 Tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penelitian Dan Pengembangan, Peremajaan, Serta Sarana Dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit serta Kepdirjenbun nomor 62/Kpts/KB.410/06/2023 tentang Pedoman Teknis Sarpras Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Kerangka Pendanaan BPDPKS.

"Dinas terkait di kabupaten dan provinsi serta Ditjenbun ditugaskan mengawal petani yang saat ini menerima bantuan sehingga pabrik PAMIGO betul-betul bermanfaat. Oleh karena itu, seyogyanya mentaati aturan sesuai dengan perjanjian kerja sama," bebernya.

Dia menambahkan, kehadiran pabrik pengolahan ini sangat penting karena akan menyerap hasil panen sawit rakyat dan mendorong perekonomian masyarakat. PAMIGO juga sangat berpihak pada pengusaha UMKM karena investasinya tidak terlalu besar.

"Yang tak kalah penting sebenarnya adalah mengatasi kerusakan buah sawit karena faktor jarak ke pabrik. PAMIGO juga cocok untuk daerah terpencil sehingga pekebun punya pilihan dalam menjual hasil panen sawit," ungkapnya.

PAMIGO diharapkan mampu mengolah 1 ton minyak sawit per hari. Pabrik mini ini dapat ditempatkan di perkebunan yang lokasinya jauh dari pabrik kelapa sawit (PKS) besar sehingga potensi kerusakan dan kehilangan buah sawit di perjalanan dapat diminimalisir.

Agus, perwakilan perusahaan vendor PT Pura Barutama kepada elaeis.co menjelaskan bahwa pada saat pelaksanaan pembangunan ataupun pemasangan mesin nanti, pihaknya juga akan melibatkan anggota koperasi. Ini bertujuan supaya mereka praktek langsung dan memahami jenis sparepart yang dibutuhkan.

"Teken kontrak pengerjaan pabrik mini dengan BPDPKS terhitung sejak 4 Mei 2024. Makanya FGD digelar, supaya terbuka informasi soal sparepart mesin yang akan dipakai," tukasnya.

"Insya Allah pekerjaan pembangunan pabrik akan selesai sesuai target," pungkasnya.


 

Komentar Via Facebook :