Berita / Nusantara /
Perkebunan Sawit Serap KUR Terbanyak di Sektor Pertanian
Ilustrasi kebun sawit (Int.)
Jakarta, Elaeis.co - Sejak Januari 2021 hingga saat ini realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pertanian sudah mencapai Rp 42,70 triliun dari target Rp 70 triliun yang ditetapkan pemerintah. Rp 9,5 triliun dari realisasi itu dicairkan untuk perkebunan kelapa sawit.
Anggota Komisi IV DPR-RI, Andi Akmal Pasluddin, mengaku terkesan dengan serapan KUR oleh kebun sawit. Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) asal Sulawesi Selatan II, subsektor perkebunan kelapa sawit merupakan penyerap dana KUR terbesar untuk sektor pertanian pangan.
Realisasi KUR untuk subsektor perkebunan kelapa sawit sebesar Rp 9,5 triliun, pertanian padi Rp 7,80 triliun, perkebunan tanaman lainnya dan kehutanan Rp 5,50 triliun, pertanian holtikultura dan lainnya sebesar Rp 5,20 triliun.
“Tahun depan pemerintah perlu mengembalikan APBN sektor pertanian pangan seperti tahun 2018 yang di atas Rp 30 triliun. Jika kinerja dilakukan secara efektif efisien dengan meminimalisir penyimpangan, ke depannya sangat potensial terwujud Indonesia berdaulat pangan yang mampu memenuhi kebutuhannya dari dalam negeri,” katanya, dikutip dpr.go.id.
Dia yakin sektor pertanian akan lebih maju lagi jika importasi produk pertanian ditahan sedemikian rupa seiring dengan usaha peningkatan kapasitas produk pertanian di dalam negeri. “Semakin kecil nilai importasi kita di bidang pertanian pangan ini, akan semakin besar peluang kemajuan sektor pertanian,” sebutnya.
Dia mengingatkan pemerintah jangan lagi menjalankan kebijakan mempermudah impor. Menurutnya, kemudahan impor, terutama berkaitan dengan impor pangan, telah memicu polemik antar lembaga negara.
“Akan sulit negara ini mewujudkan ketahanan pangan dengan adanya kemudahan importasi komoditas pertanian. Bahkan ujungnya, impor pangan hanya akan menyengsarakan petani. Kalau stok kurang, itu kan sudah kejadian berulang dari tahun ke tahun. Perbaiki dong kapasitas produksinya, kan sudah ada pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya,” tandasnya.
Akmal optimis para akademisi senior dan beberapa kalangan termasuk mantan pejabat di era pemerintahan sebelumnya telah mengkampanyekan stabilitas sektor pertanian, termasuk di masa pandemi seperti ini.
“Baru-baru ini, untuk sektor pertanian, saya mendapati catatan BPS berupa nilai ekspor sektor pertanian pada bulan Juni 2021 mengalami kenaikan. Yakni sebesar 33,04 persen secara M-to-M atau sebesar 15,19 persen secara YoY. Kenaikan terjadi setelah komoditas tanaman obat, aromatik, rempah, kopi dan sarang burung walet memberi andil besar dalam ekspor selama Juni 2021. Tren ini diharapkan terus bertahan bahkan terus naik di bulan selanjutnya,” tukasnya.







Komentar Via Facebook :