Berita / Kalimantan /
Perkebunan Diharapkan Bisa Tuntaskan Pengangguran dan Kemiskinan di Sanggau
Penjabat Bupati Sanggau, Suherman. foto: Diskominfo
Sanggau, elaeis.co - Penjabat Bupati Sanggau, Kalimantan Barat, Suherman SH MH, membuka pelatihan Teknik Audit Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk Tim Kendali Internal atau internal control system (ICS). Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan pengelolaan dan sertifikasi kebun sawit di Kabupaten Sanggau.
Suherman mengungkapkan bahwa sektor perkebunan memiliki peran penting dalam perekonomian daerah. Berdasarkan data, sektor pertanian, khususnya perkebunan, menyumbang lebih dari 34% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sanggau dan menyediakan lapangan kerja bagi 64,64% penduduk.
“Kami berkomitmen untuk memberikan perhatian besar terhadap subsektor perkebunan, yang berperan krusial dalam meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat,” jelasnya dalam rilis Diskominfo Sanggau dikutip Jumat (11/10).
Dia lantas mengungkapkan sejumlah isu strategis yang perlu segera diatasi di Sanggau, diantaranya pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Hingga semester II 2024, terdapat 1.285 jiwa yang tergolong miskin ekstrem di Kabupaten Sanggau. “Pengentasan kemiskinan adalah prioritas kami, terutama di daerah yang masih terbelakang secara ekonomi,” tegasnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sebanyak 10.372 orang menganggur di Sanggau, terdiri dari 5.519 pria dan 4.853 wanita. “Penciptaan lapangan kerja sangat penting. Pembangunan subsektor perkebunan diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, karena sektor ini dikenal padat karya,” tukasnya.
Dia kemudian memaparkan strategi pembangunan perkebunan ke depan yang bertujuan untuk menjawab tantangan yang dihadapi. Salah satu fokus utama adalah optimalisasi pemanfaatan lahan. Saat ini, produktivitas sektor perkebunan di Kabupaten Sanggau masih di bawah rata-rata nasional.
“Kami akan mendorong penerapan praktik pertanian yang baik atau Good Agricultural Practices (GAP) untuk meningkatkan produktivitas sektor perkebunan,” katanya.
Pelatihan yang diadakan ini, lanjut Suherman, merupakan langkah awal untuk mempersiapkan para pekebun dalam menghadapi sertifikasi, termasuk sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). “Kami ingin memastikan bahwa produk perkebunan dari Sanggau dapat diterima di pasar global, dan ini membutuhkan pemenuhan standar yang ketat,” tambahnya.
Lebih jauh, dia menekankan pentingnya data yang akurat dan pemahaman yang mendalam tentang sektor perkebunan. “Belum tersedianya data yang akurat tentang perkebunan menjadi kendala utama. Oleh karena itu, kami akan melakukan pendataan secara masif untuk membangun database perkebunan Sanggau, baik secara manual maupun digital. Ini dapat memperkuat perencanaan dan penetapan kebijakan yang lebih efektif di sektor perkebunan,” jelasnya.
Dia juga menggarisbawahi perlunya peremajaan tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif. “Sampai saat ini, terdapat 37.365 Ha tanaman kelapa sawit tua yang perlu diperbaharui. Kami telah mengalokasikan 3.000 hektar untuk program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat (PSR) pada tahun 2024,” ujarnya.
Dengan berbagai langkah strategis yang diambil, Suherman optimis bahwa sektor perkebunan di Kabupaten Sanggau dapat berkembang secara berkelanjutan. “Kami percaya bahwa melalui pelatihan ini dan dengan dukungan semua pihak, sektor perkebunan akan semakin berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah,” tutupnya.






Komentar Via Facebook :