Berita / Nasional /
Perguruan Tinggi Ditantang Kembangkan Inovasi untuk Genjot Hilirisasi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto berbicara di acara Grafika Talkshow di Fakultas Teknik UGM. Foto: Kemenko Perekonomian
Jakarta, elaeis.co - Hilirisasi menjadi salah satu andalan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hilirisasi dinilai mampu mendorong peningkatan nilai tambah dan daya saing berbagai komoditas. Institusi perguruan tinggi diharapkan mengambil peran dalam menyajikan inovasi untuk mendorong agenda hilirisasi dan mewujudkan ketahanan energi ke depan.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Grafika Talkshow: Peran dan Peluang Kampus dalam Agenda Hilirisasi dan Mewujudkan Ketahanan Energi di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
“Indonesia berpengalaman untuk menggunakan komoditas sebagai keunggulan pertumbuhan. Kalau kita ingat dari zamannya Presiden Soeharto, kita unggul di sawit, unggul di migas. Produksi migas kita pada waktu itu 1,6 juta barrel oil per day dan dengan itu kita bisa menjadi negara yang pertumbuhannya 7%,” sebutnya dalam siaran pers dikutip elaeis.co Jumat (7/2).
Dia juga menyampaikan bahwa dengan potensi komoditas Indonesia yang tinggi, perlu untuk dimanfaatkan secara tepat melalui hilirisasi. Potensi sumber daya alam yang tinggi pada suatu negara apabila tidak dimanfaatkan dengan baik justru akan menimbulkan permasalahan. Melalui upaya hilirisasi, juga diharapkan dapat meningkatkan Manufacturing Value Added.
Terkait dengan upaya hilirisasi tersebut, Airlangga menuturkan bahwa pemerintah sejatinya telah mulai menerapkan hilirisasi sejak 2009 lalu dengan adanya undang-undang yang mengatur tentang pertambangan mineral dan batubara, di mana pemerintah memutuskan tidak mengekspor bahan mentah.
Hal ini didasarkan diantaranya karena komoditas bauksit yang diekspor oleh Indonesia ke negara lain diproses menjadi blok mesin yang dimanfaatkan oleh Indonesia bagi sektor otomotif. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah melihat peluang dalam pemanfaatan komoditas dengan lebih baik melalui hilirisasi.
Selain pada sektor sumber daya alam, pemerintah juga melakukan hilirisasi pada sektor pertanian yang salah satu komoditas unggulan ekspornya yakni sawit. Pada tahun 2024 sendiri, Indonesia telah memproduksi CPO hampir 50 juta ton dan saat ini Indonesia telah menggunakan biodiesel berbahan baku minyak sawit B40. Dengan adanya biofuel tersebut, diharapkan dapat meningkatkan daya tahan energi di dalam negeri dan menghemat devisa dari impor solar.
Dengan berbagai potensi hilirisasi tersebut, perguruan tinggi diharapkan dapat mengambil peran dalam mendorong inovasi di berbagai komoditas unggulan, terlebih untuk dapat melakukan Research and Development (R&D). Selain itu, perguruan tinggi diharapkan dapat menjalin kerja sama dengan lembaga internasional atau perusahaan swasta untuk pengembangan SDM agar dapat lebih terbuka dengan berbagai negara.
“Kita perlu perguruan tinggi untuk terus melakukan riset dan pengembangan atau R&D sehingga cost kita dalam hilirisasi sawit dan komoditas lainnya seperti bauksit dan timah bisa lebih rendah,” tukasnya.







Komentar Via Facebook :