https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Perbaikan Jalinsel Dikerjakan Keroyokan, Ditargetkan Selesai Sepekan

Perbaikan Jalinsel Dikerjakan Keroyokan, Ditargetkan Selesai Sepekan

Siswa SMAN 1 Batang Cenaku terpaksa berjalan kaki ke sekolah akibat kondisi jalinsel mengalami rusak berat. foto: ist.


Rengat, elaeis.co - Kondisi badan jalan lintas selatan (jalinsel) Pangkalan Kasai - Lubuk Kandis di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, sangat memprihatinkan. Pasalnya, sejumlah titik mengalami rusak parah dan berlumpur tebal sehingga tidak bisa dilewati kendaraan.

Kerusakan jalan makin parah usai diguyur hujan beberapa hari lalu. Maklum, jalan tersebut belum tersentuh aspal alias masih tanah kuning. 

Untuk mengatasi persoalan ini, rapat koordinasi digelar di Kantor Camat Batang Cenaku, Rabu (21/2), yang dihadiri Camat, Kapolsek, Danposramil 03/SBD, pengawas PUPR, perusahaan sawit PT Tasma Puja, PT KAS, serta sejumlah kepala desa dan pelaku usaha sawit lainnya.

Dari pantauan elaeis.co, rapat menghasilkan kesepakatan bahwa pihak PUPR akan menurunkan sejumlah alat berat dan standby di titik-titik badan jalan yang rusak parah. Pihak korporasi kelapa sawit juga diminta membantu proses perbaikan jalan dengan menurunkan alat berat.

"Peserta rapat sepakat pekerjaan berlangsung selama sepekan dan sementara waktu akses jalinsel ditutup total," kata Putra S, perwakilan dari PUPR yang hadir saat rapat. 

Saat penutupan jalan, lanjutnya, PUPR akan memasang rambu lalu lintas khususnya jalan yang menghubungkan Desa Cenaku Kecil menuju pabrik kelapa sawit (PKS) milik PT KAS.

Usai diperbaiki nanti, pihaknya berencana bersama perusahaan akan melanjutkan perbaikan jalan dari simpang DK 2, Aurcina menuju PKS PT KAS.

"Dalam rapat juga disepakati agar pemerintah desa segera memberikan himbauan kepada para pelaku usaha, terutama toke sawit agar tidak mengoperasikan truk tronton atau truk ODOL (Over Dimension/Over Loading)," ungkapnya.

Para toke yang memasok TBS sawit ke PKS PT KAS umumnya tinggal di Desa Petaling Jaya, Kerubung Jaya, Aurcina, Bukit Lingkar, Bukit Lipai, Kuala Kilan, dan Pejangki.

Srihartato, salah satu warga Desa Kilan menyampaikan bahwa perekonomian petani masyarakat transmigrasi sudah sepekan lebih terganggu lantaran toke menutup usaha penampungan sawit sawit karena sulitnya akses transportasi. "Petani tidak bisa menjual hasil panen sawit," keluhnya.

Selain itu, kebutuhan pokok masyarakat di daerah pelosok kian menipis karena pasokan tak bisa masuk. Masyarakat maupun pedagang harus berjuang keras menerobos kubangan lumpur untuk menjangkau ibukota kecamatan.

"Para pelajar juga ikut menderita karena kesusahan saat ingin berangkat maupun pulang sekolah. Seragam mereka pasti kotor dan telat datang ke sekolah, begitu terus tiap hari," tandasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :