Berita / Internasional /
Perang Bikin Negara ini Berpaling ke Sawit
Kicauan Wakil Direktur Eksekutif Dewan Negara-negara Penghasil Minyak Sawit atau CPOPC, Dupito Simamora, di akun Twitter-nya. Foto: tangkapan layar
Jakarta, elaeis.co - Gara-gara perang Rusia dengan Ukraina, Islandia kewalahan memenuhi kebutuhan minyak nabati. Selama ini negara mungil nan sejahtera di benua Eropa itu menggunakan minyak bunga matahari.
Namun perang mengakibatkan pasokan minyak bunga matahari terhenti. Alhasil, Islandia terpaksa beralih ke minyak sawit. Padahal selama ini minyak sawit seolah haram di negara itu.
Di tahun 2018 ada toko serba ada (toserba) di Islandia yang menolak menjual berbagai bahan makanan yang mengandung unsur sawit. Tapi kini, perang Rusia-Ukraina telah menghentikan sikap anti sawit Islandia.
Wakil Direktur Eksekutif Dewan Negara-negara Penghasil Minyak Sawit atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Dupito Simamora, pun menjadikan perubahan sikap Islandia itu sebagai cuitan di akun Twitternya, @simamoradupito.
"Islandia akhirnya beralih menggunakan minyak sawit untuk memproduksi bahan pangan mereka," demikian kicauan Dupito yang terlihat Senin (28/3/2022) malam.
Ia melampirkan berita yang dilansir media Inggris, telegraph.co.uk, yang memuat kabar perubahan sikap Islandia tersebut.
Dupito menilai hal ini merupakan kabar baik bagi konsumen Islandia dan membuktikan kalau minyak sawit adalah minyak nabati yang paling berkelanjutan.
"Hal ini didukung oleh kelompok konservasi termasuk IUCN dan Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum. Mungkin ini saatnya bagi Uni Eropa untuk mengikutinya," kata Dupito.
Ia berharap situasi ini bisa menjadi kesempatan emas bagi Indonesia dan negara-negara produsen sawit lainnya untuk mengubah pendekatan ke negara-negara di Eropa.
Kata dia, semua pendukung sawit yang berkelanjutan harus bersuara agar Uni Eropa dan para pendukungnya, terutama dari kalangan NGO, tidak berbalik arah ketika krisis berakhir.
"Hentikan sikap berpuas diri," kata Dupito Simamora dalam kicauannya tersebut.
Sekadar informasi, IUCN adalah International Union for Conservation of Nature and Natural Resources didirikan di Gland, Swiss, pada tahun 1948 dan merupakan organisasi perlindungan sumber daya alam dan lingkungan terbesar di dunia.
IUCN beranggotakan 78 negara, 112 badan pemerintah, 735 organisasi non-pemerintah serta ribuan ahli dan ilmuwan dari 181 negara.
Sementara Forum Ekonomi Dunia adalah lembaga non-profit yang dirikan di Jenewa dan sering mengadakan pertemuan bagi para ekonom dari berbagai negara di Davos, Swiss.







Komentar Via Facebook :