Berita / Nusantara /
Penurunan Rasio Ekspor CPO Dinilai Sudah Tepat, ini Alasannya
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Pengurangan hak kuota ekspor CPO dari 1:8 menjadi 1:6 memicu kekhawatiran di kalangan petani dan pengusaha sawit. Namun tidak begitu halnya dengan Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal.
Menurutnya, penurunan rasio ekspor CPO sangat tepat dilakukan di tengah ketidakpastian global yang terjadi saat ini. Kebijakan tersebut dinilai bisa menjaga pasokan CPO di dalam negeri tetap aman.
"Jika tidak diturunkan, dikhawatirkan pasokan CPO di dalam negeri akan sedikit, produksi minyak goreng bisa terancam. Kita tidak ingin produksi minyak goreng jadi langka lagi seperti pada 2022 lalu," kata Win, kemarin.
Menurutnya, pada Natal dan Tahun Baru 2023 lalu harga minyak goreng di Bengkulu mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi sebesar 0,30 persen. "Hal ini membuktikan bahwa pasokan minyak goreng di dalam negeri belum cukup aman," tuturnya.
Ia berharap diturunkannya rasio ekspor CPO akan membuat pasokan minyak goreng di dalam negeri khususnya Provinsi Bengkulu tetap aman pada Ramadan dan Idul Fitri mendatang. "Biasanya kebutuhan masyarakat akan melonjak pada hari besar umat muslim itu," sebutnya.
Selain itu, ia meminta kepada masyarakat Bengkulu agar tidak berlebihan dalam membeli minyak goreng.
"Tidak ada kelangkaan, jadi jangan lakukan aksi borong. Kalau semua memborong, ya pasti habis juga di pasar," tutupnya.







Komentar Via Facebook :