https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Penurunan Produksi Sawit Mulai Terasa, Puncaknya Diperkirakan Agustus Mendatang

Penurunan Produksi Sawit Mulai Terasa, Puncaknya Diperkirakan Agustus Mendatang

Hasil panen petani diangkut ke pabrik. foto: ist.


Pekanbaru, elaeis.co - Kekhawatiran jebloknya produksi sawit pada tahun ini perlahan mulai terbukti. Merosotnya hasil panen sudah dirasakan petani di Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, sejak awal tahun 2024 ini. 

Wartini, petani sawit di Trans DU-SKPC, mengaku sepanjang Januari 2024 produktivitas kebun sawitnya turun drastis. Anjloknya hasil panen bisa sampai 40 persen.

"Lagi trek sekarang. Satu hektare paling cuma dapat 300 kg sekali panen. Padahal biasanya bisa lebih 500 kg sekali panen," kata dia kepada elaeis.co, Sabtu (3/2). 

Terpisah, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Dr Gulat ME Manurung mengatakan, tahun 2024 ini memang sudah diprediksi bakal terjadi penurunan produktivitas sawit yang cukup besar di Indonesia. 

Penurunan itu disebabkan minimnya pemupukan yang dilakukan petani sawit sejak dua tahun lalu akibat tingginya harga pupuk. 

"Jadi kalau ada orang mengatakan sekarang lagi trek, sebenarnya trek itu bukan sifat tanaman sawit, tapi ini dampak karena kurang dipupuk," tukasnya.

Menurutnya, pada tahun 2022 hingga awal 2023 banyak petani terpaksa mengurangi dosis pupuk, bahkan ada yang tidak melakukan pemupukan. Selain karena harga pupuk melambung hingga 300 persen, harga tandan buah segar (TBS) sawit juga anjlok karena larangan ekspor CPO yang diberlakukan pada April 2022. 

"Dampaknya adalah penurunan produktivitas sawit sepanjang tahun 2024. Puncak penurunan produktivitas ini diperkirakan Agustus nanti," sebutnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :