Berita / Nusantara /
Penggunaan Pupuk Kimia dan Organik Harus Seimbang
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Saat ini sudah semakin banyak petani sawit di Provinsi Bengkulu memanfaatkan pupuk organik dalam usaha perkebunan sawit. Hal tersebut dilakukan petani untuk menghemat pengeluaran dalam pembelian pupuk kimia.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ricky Gunarwan mengapresiasi para petani sawit karena sudah memanfaatkan pupuk organik.
"Pupuk organik itu mudah dibuat dan bahannya banyak ditemui di lingkungan sekitar. Seperti limbah pertanian baik itu jerami, pangan, sayuran, buah-buahan, perkebunan dan tanaman lainnya," kata Ricky, kemarin (9/2).
Selain limbah rumah tangga, pupuk organik juga bisa dibuat oleh petani dari limbah peternakan seperti kotoran ternak sapi, kambing, maupun ayam. "Makin beragam bahannya, hasilnya tentu juga akan lebih bagus," tuturnya.
Ia berharap para petani di Bengkulu yang belum memanfaatkan pupuk organik agar bisa membuatnya secara mandiri. "Hasil perkebunan sawit menggunakan pupuk organik itu kualitasnya bagus. Seharusnya petani memang bisa memproduksinya sendiri," ujarnya.
Ia berharap para penyuluh pertanian membimbing dan melatih para petani memproduksi pupuk organik agar kualitasnya lebih baik dari saat ini. "Tinggal diajarkan bagaimana mengumpulkan kompos. Itu memang butuh keahlian dan itu peran penyuluh untuk mengajarkannya," tegasnya.
Ia menambahkan, pupuk organik yang telah dikomposkan berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika, dan biologi tanah, serta sumber nutrisi tanaman.
"Pupuk organik yang telah dikomposkan dapat menyediakan hara dalam waktu yang lebih cepat karena selama proses pengomposan telah terjadi proses dekomposisi yang dilakukan berbagai macam mikroba," katanya.
Ia mengatakan, salah satu upaya pemerintah untuk mendukung petani dalam kemandirian mengembangkan pupuk organik adalah dengan mendorong pendirian Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO). Pembangunan UPPO diarahkan pada lokasi yang memiliki potensi sumber bahan baku pembuatan kompos, terutama limbah organik atau limbah panen, kotoran hewan atau limbah ternak, dan sampah organik rumah tangga.
"Pupuk organik dapat menyediakan hara bagi tanaman dan memperbaiki struktur tanah, juga memperbaiki drainase dan pori-pori tanah," tuturnya.
Ia juga menegaskan, pihaknya tidak mendorong substitusi dari pupuk kimia ke pupuk organik. Pihaknya hanya mendorong penggunaan pupuk secara berimbang karena zat hara yang dibutuhkan tanaman juga ada di pupuk anorganik.
"Oleh karenanya, petani harus seimbang dalam menggunakan kedua pupuk tersebut agar lahan sehat, produksi meningkat dan produktivitas melesat," tutupnya.







Komentar Via Facebook :