https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Pengen Komoditas Sawit Makin Cakep, Tata Niaganya Dibenerin!

Pengen Komoditas Sawit Makin Cakep, Tata Niaganya Dibenerin!

Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau, Syafarudin Poti. (Tangkapan layar)


Jakarta, elaeis.co - Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau, Syafarudin Poti meminta agar pemerintah lebih cekatan dalam mengembangkan komoditas kelapa sawit di Indonesia. 

Menurut Ketua APKASINDO Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) ini, salah satu cara yang harus dilakukan dengan membikin tata niaga kelapa sawit yang baik, agar tidak terjadi gejolak yang dapat mempengaruhi keberlangsungan komoditas sawit baik dari hulu hingga hilir.

"Jika tata niaganya sudah baik, pengembangan kelapa sawit dari hulu ke hilir akan lebih mudah. Dan akhirnya berdampak positif bagi perekonomian masyarakat," kata Poti saat dialog Wakil Rakyat Bicara Sawit di CNBC Indonesia, kemarin.

Selain itu, politisi PDI Perjuangan ini juga meminta BPDPKS mensosialisasikan kelapa sawit secara terstruktur, agar masyarakat paham dan mengerti bahwa kelapa sawit merupakan produk unggulan Indonesia. 

Apalagi, kata Poti, tantangan yang dihadapi pemerintah untuk melakukan hilirisasi kelapa sawit juga tergolong berat.

Menurutnya, ada empat tantangan yang harus ditundukkan pemerintah agar hilirisasi berjalan dengan baik.

Pertama, ada anggapan bahwa tingkat pengembalian investasi (return on investment) pada industri hilir kelapa sawit relatif lebih kecil dibandingkan dengan industri hulu sehingga penanam modal lebih memilih berinvestasi di perkebunan daripada sektor hilir.

Kedua, kualitas teknologi dan sumber daya manusia di Indonesia masih terbatas. Indonesia belum banyak memiliki tenaga ahli di bidang kelapa sawit. Demikian pula dengan teknologinya, secara umum teknologi pengolahan produk turunan kelapa sawit masih perlu dikembangkan.

Ketiga, adanya isu-isu negatif yang menganggap industri ini tidak ramah lingkungan; seperti pemicu deforestasi, degradasi lahan, menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati, adanya emisi karbon, dan menyebabkan perubahan iklim.

Keempat, belum adanya cetak biru hilirisasi industri kelapa sawit di Indonesia. Padahal, cetak biru merupakan guidance dalam mensukseskan hilirisasi kelapa sawit. 

“Nah, saya kira, pemerintah perlu memerhatikan itu semua,” kata dia.

Menurutnya, keberhasilan program hilirisasi akan mengurangi defisit perdagangan sektor industri serta mengurangi defisit neraca transaksi berjalan. Dampak lainya adalah meningkatnya stabilitas ekonomi makro dan menjaga nilai rupiah.

"Petani juga akan turut merasakan. Setidaknya, hilirisasi dapat menjaga harga tanda buah segar (TBS) kelapa sawit ditingkat petani yang beberapa waktu lalu sempat anjlok," ujarnya.

Lebih jauh lagi Poti menerangkan, hilirisasi kelapa sawit akan mendorong kegiatan ekonomi di sektor lainnya dan mempunyai multiplier effect yang besar sehingga menciptakan banyak peluang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :