https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Pengembangan Siska akan Dilakukan Secara Terorganisir

Pengembangan Siska akan Dilakukan Secara Terorganisir

Integrasi sawit dan sapi di perusahaan perkebunan sawit milik PT Simbiosis Karya Agroindustri di Kalimantan Selatan. Foto: dok. Dr Wahyu Darsono


Jakarta, elaeis.co - Pengembangan dan integrasi perkebunan sawit dan peternakan sapi atau sering disebut sistem integrasi sapi kelapa sawit (Siska) ternyata bukan hal yang mudah untuk diwujudkan.

Itu sebabnya beberapa hari lalu para pelaku perkebunan sawit dan peternak sapi berkumpul di Bogor guna membahas dan membentuk sebuah organisasi yang disebut Gabungan Penyelenggara dan Pemerhati (Gapen) Siska.

Joko Iriantono dari PT Andini Agro Loka, sebuah perusahaan peternakan sapi di Lampung, dan Dr Wahyu Darsono dari PT Simbiosis Karya Agroindustri, sebuah perusahaan perkebunan sawit di Kalimantan Selatan, didapuk sebagai Ketua dan Sekretaris Umum Gapen Siska untuk periode 2022-2026.

Kepada elaeis.co, Sabtu (12/3/2022), Wahyu Darsono mengungkapkan, Gapensi Siska berhasil terbentuk karena keperdulian semua pihak. Menurutnya, pertemuan di Bogor itu disebut juga dengan Perkumpulan Multistakeholder Integrasi Sawit-Sapi.

Hal ini dilakukan karena implementasi integrasi sawit sapi tidak bisa oleh satu pihak saja. Misal dari pihak perkebunan sawit saja atau sebaliknya.

"Dibutuhkan juga inovasi dan kajian-kajian dampak untuk mendukung implementasi itu," kata Wahyu.

Ia menegaskan kalau pembentukan Gapen Siska bukan ujug-ujug atau tiba-tiba. "Jauh sebelumnya, di tahun 2012, topik integrasi sawit sapi ini sudah kami bicarakan di Jakarta," sebutnya.

Saat itu, kata dia, digelar sebuah pertemuan yang difasilitasi oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang kini dilebur dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Waktu itu pertemuan digelar di Gedung BPTP di Jalan Thamrin Jakarta. Dalam pertemuan itu para stakeholder sepakat membentuk forum integrasi sawit sapi. Namun karena hanya forum, dirasa kurang greget dan kesannya sekadar wadah informal saja," kata Wahyu.

Seiring perjalanan waktu, pihaknya, PT Simbiosis Karya Agroindustri (anak usaha Buana Karya Bakti Grup), mengembangkan integrasi sawit dan sapi di Kalimantan Selatan (kalsel) di bawah bimbingan Program Kerjasama Indonesia - Australia.

Tanpa diduga, Wahyu mengatakan, sejak itu integrasi sawit dan sapi berkembang masif di banyak perkebunan sawit di Kalsel. "Lalu kemudian integrasi ini menjadi sebuah kewajiban dengan keluarnya peraturan gubernur yang mewajibkan integrasi sawit sapi," kata Wahyu.

"Syukurlah, banyak pihak yang menilai kami dari Simbiosis Karya Agroindustri telah sukses mengembangkan Siska. Yang menilai itu banyak pihak, baik dari pemerintah, akademisi, dan lain-lain. Bahkan banyak yang ingin belajar," kata Wahyu.

Agar lebih tersistematis, Wahyu menyebutkan pihaknya kembali menjalin silaturahmi dan komunikasi dengan para pelaku integrasi sawit-sapi. Pihaknya menilai topik integrasi sawit-sapi ini harus dikerjakan secara gotong royong oleh banyak pihak.

"Makanya kami akhirnya membawa pembahasan topik ini ke pertemuan multistakehoder yang tadi saya sebut. Berangkat dari situ, semua pihak terkait sepakat untuk membentuk sebuah organisasi yang bisa menjadi pusat informasi, pendampingan, dan advokasi. Itulah Gapen Siska. Jadi semangatnya adalah bagaimana memanfaatkan potensi perkebunan sawit berkelanjutan dan pengembangan populasi sapi," sebutnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :