Berita / Kalimantan /
Pengembangan Integrasi Sawit-Sapi Terus Didorong di Kalsel
Pembukaan FGD kelapa sawit berkelanjutan dan pengembangan peternakan sapi terintegrasi di Banjarbaru. Foto: KP2SBPTKP Banjarbaru
Banjarbaru, elaeis.co – Pusat Penelitian dan Standardisasi Berbasis Perkebunan, Tanaman Pangan, Kehutanan, dan Pertambangan (P2SBPTKP) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (kalsel), menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema kelapa sawit berkelanjutan dan pengembangan peternakan sapi terintegrasi. Acara berlangsung di Gedung Idham Chalid di Banjarbaru.
Kegiatan FGD ini membahas strategi pemanfaatan lahan secara efisien melalui integrasi sektor sawit dengan peternakan sapi. Integrasi ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan produktivitas, menjaga keseimbangan lingkungan, dan memperkuat perekonomian daerah dan masyarakat berbasis sumber daya lokal.
Kegiatan FGD tersebut melibatkan berbagai pihak lintas sektor baik perwakilan pemerintah pusat maupun daerah, akademisi, peneliti, pelaku industri sawit, asosiasi peternak, serta organisasi masyarakat yang memiliki kepentingan di sektor perkebunan dan peternakan.
FGD ini juga membahas pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk pakan ternak, pengembangan model bisnis terintegrasi, serta penggunaan teknologi pendukung yang relevan. Pembahasan dilakukan secara terbuka untuk menghasilkan langkah konkret yang dapat diimplementasikan di lapangan.
Dikutip dari keterangan resmi P2SBPTKP Banjarbaru, dalam FGD itu juga dibahas topik peluang investasi di sektor perkebunan dan peternakan. Juga dijajaki peluang membuka kesempatan kerja sama yang menguntungkan berbagai pihak, sekaligus memperkuat rantai pasok industri terkait.
P2SBPTKP Banjarbaru sendiri dalam FGD tersebut menfokuskan peran penting sektor kesehatan hewan. Keterlibatan ini mendukung pengawasan produk peternakan dalam skema integrasi sawit-sapi yang mengedepankan standar lingkungan.
Acara yang diinisiasi KP2SBPTKP Banjarbaru itu menjadi wadah komunikasi antara pemangku kepentingan. Melalui forum ini, pembahasan teknis dan strategis dapat dilakukan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi secara seimbang.
Pembahasan berfokus pada penerapan sistem pertanian terpadu yang meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Beberapa ide pengelolaan limbah dan pemanfaatan lahan marginal muncul sebagai opsi untuk diadaptasi di daerah.
Rangkaian diskusi ini menghasilkan sejumlah rekomendasi yang mengacu pada pengalaman di lapangan. Setiap masukan dicatat untuk menjadi bahan penyusunan langkah implementasi integrasi sawit-sapi ke depan.







Komentar Via Facebook :