https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Pengembangan Bioenergi Diarahkan untuk Meningkatkan Perekonomian dan Dekarbonisasi

Pengembangan Bioenergi Diarahkan untuk Meningkatkan Perekonomian dan Dekarbonisasi

Pertukaran cinderamata di sela sesi pembukaan The 8th International Conference on Biomass and Bioenergy di IPB University. foto: dok. IPB


Jakarta, elaeis.co – Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) IPB University bersama perguruan tinggi dari sejumlah negara membahas peningkatan riset bioenergi dan biomassa global dalam The 8th International Conference on Biomass and Bioenergy (ICBB). Peserta konferensi berasal dari Indonesia, Filipina, Malaysia, Jepang, Polandia, Belanda, Amerika Serikat, Australia dan Republik Ceko. 

Seminar internasional tersebut dilaksanakan secara hybrid selama dua hari, 7-8 Agustus, di IPB International Convention Center (IICC), Bogor. Acara The 8th ICBB merupakan kerja sama dengan Hiroshima University Jepang, Villanova University Amerika Serikat, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI), dan Asosiasi Biogas Indonesia. 

Prof Ernan Rustiadi, Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim menyampaikan bahwa IPB University telah banyak mengembangkan riset biomassa dan bioenergi, salah satunya melalui SBRC.

"Penelitian IPB University dalam bidang bioenergi termasuk tiga besar terbanyak selain pangan dan kesehatan. Bukan hanya darat, riset bioenergi dari laut juga sudah banyak dilakukan IPB University," ungkapnya melalui keterangan resmi IPB yang diperoleh Sabtu (12/8).

Menurutnya, pengembangan bioenergi harus dilakukan mulai dari hulu hingga hilir. Dari hulu, bagaimana yang dahulu pertanian itu dominan sebagai penyedia pangan, sekarang mulai mengembangkan komoditas untuk bioenergi. Untuk itu, perlu penguatan peluang usaha di pedesaan bagi mereka yang ingin masuk di sektor energi. 

“Harus ada proporsi khusus untuk petani rakyat di bidang energi. Seperti yang telah dilakukan dalam perkebunan sawit di Indonesia, 45 persennya adalah sawit rakyat. Begitu pula dengan pertanian bioenergi,” ucapnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM RI, Dadan Kusdiana, mengakui IPB University telah banyak membantu pengembangan bioenergi nasional. “Bicara bioenergi, ujungnya adalah pertanian dan urusannya dengan rakyat. Jika bioenergi ini terus didorong, semua pihak akan mendapat manfaat dan dapat meningkatkan ekonomi rakyat,” tegasnya.

Ia berharap seminar ini dapat mendukung peningkatan program biomassa dan bioenergi dalam negeri. Dadan menekankan pentingnya bioenergi sebagai strategi untuk mendorong Indonesia menuju proses dekarbonisasi dan penurunan emisi (net zero emission/NZE) serta membantu juga peningkatan penyediaan lapangan kerja.

Terkait dengan penguatan biomassa dan bioenergi dalam upaya mendukung zero emission, Kepala SBRC IPB University, Dr Meika Syahbana Rusli menambahkan, pihaknya telah bekerja sama dengan PT PLN dalam pengembangan biomassa di tingkat masyarakat melalui model usaha rakyat bidang energi. 

“Selain itu, SBRC IPB University juga mengembangkan bio additive dalam upaya membantu mengoptimalkan penggunaan biodiesel. Kami juga mengembangkan teknologi untuk meningkatkan kembali produksi sisa minyak bumi yang tidak terangkat,” tukasnya.

Hadir menyampaikan sambutan pada kegiatan itu Arfie Thahar, Research and Development Division Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Dia menyampaikan bahwa perkebunan kelapa sawit banyak memberikan dukungan positif untuk tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), perekonomian, penanggulangan kemiskinan, energi terbarukan, serta mendorong penghapusan jejak karbon.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :