https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Pengelolaan Kawasan Perkebunan Berbasis Korporasi Petani Siap Diterapkan di Katim

Pengelolaan Kawasan Perkebunan Berbasis Korporasi Petani Siap Diterapkan di Katim

Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Paser. foto: Disbunak


Samarinda, elaeis.co - Dinas Perkebunan (disbun) Provinsi Kalimantan Timur (kaltim) menggelar acara Pertemuan Publik Expose Kajian Pengembangan Kawasan Perkebunan Berbasis Korporasi Petani tahun 2024 di Samarinda.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Disbun Kaltim, Taufiq Kurrahman, mewakili Kepala Disbun Kaltim.

Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Rektor Universitas Mulawarman Samarinda yang diwakili oleh Dekan Faperta Universitas Mulawarman, Rusdiansyah. Selain itu, dihadiri pula oleh Tim Pusat Kajian Sosial Ekonomi Regional Pedesaan (PKESERP), perwakilan OPD lingkup Pemerintah Provinsi Kaltim, perangkat daerah Kabupaten Paser, lembaga keuangan, GAPKI, Apkasindo, dan pejabat lingkup Dinas Perkebunan kabupaten/kota se-Kalimantan Timur.

Publik Expose ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara Universitas Mulawarman dan Pemerintah Provinsi Kaltim dalam mendukung pengembangan kawasan perkebunan di Kabupaten Paser dengan komoditas unggulan kelapa sawit.

Kajian ini bertujuan memberikan rekomendasi konkret bagi pengelolaan kawasan perkebunan berbasis korporasi petani di Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser.

Model pengelolaan ini dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui akses pasar yang lebih baik, manajemen profesional, serta teknologi modern.

"Sangat dibutuhkan kerja sama lintas sektoral untuk memastikan implementasi pengelolaan kawasan perkebunan berbasis korporasi petani berjalan efektif dan berkelanjutan," katanya dalam keterangan resmi Disbun Kaltim dikutip Ahad (1/12).

Konsep korporasi petani, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 dan Permentan Nomor 18 Tahun 2018, menjadi solusi strategis untuk memperkuat rantai bisnis pertanian dari hulu ke hilir.

"Dengan sinergi akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha, diharapkan hasil kajian ini mampu membawa manfaat nyata bagi petani dan meningkatkan ekonomi regional secara berkelanjutan," tutupnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :