https://www.elaeis.co

Berita / Bisnis /

Penerimaan Bea Keluar Tembus Rp21,4 Triliun, Sawit Rajanya!

Penerimaan Bea Keluar Tembus Rp21,4 Triliun, Sawit Rajanya!

Ilustrasi - dok.elaeis


Jakarta, elaeis.co – Penerimaan bea keluar (BK) hingga September 2025 mencatat angka fantastis, tembus Rp21,4 triliun atau 477,8 persen dari target APBN. 

Lonjakan ini tidak lepas dari peran utama komoditas sawit, baik melalui kenaikan harga minyak kelapa sawit (CPO) maupun volume ekspornya, serta dorongan ekspor konsentrat tembaga.

Data Kementerian Keuangan menunjukkan, realisasi total penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp221,3 triliun, setara 73,4 persen dari target APBN 2025. Angka ini meningkat 7,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menegaskan pertumbuhan ini ditopang oleh strategi pemanfaatan peluang ekspor di tengah kondisi pasar global yang dinamis.

“Realisasi kepabeanan dan cukai hingga September 2025 menunjukkan pertumbuhan yang stabil, terutama dari bea keluar dan cukai. Ini memperkuat posisi fiskal kita,” ujar Suahasil dalam keterangan resminya. 

Pemerintah saat ini menerapkan strategi fleksibel untuk hilirisasi sawit. Saat harga CPO dunia menguat, ekspor menjadi fokus utama. Namun ketika harga melemah, pasokan dialihkan ke program biofuel nasional, termasuk campuran biodiesel B40 yang sedang dipersiapkan menuju B50. 

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan pendekatan ini memungkinkan Indonesia menjaga nilai tambah sawit sekaligus menstabilkan harga bagi petani dan industri hilir.

“Kita lihat kondisi harga global. Harga menguntungkan, kita ekspor. Jika turun, kita serap untuk biofuel. Strategi ini membuat kita tidak kehilangan peluang di pasar internasional maupun domestik,” kata Amran.

Hilirisasi sawit melalui biofuel dinilai menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan pada fluktuasi harga global sekaligus memperkuat daya tawar Indonesia di pasar internasional. 

Program B50 yang tengah digodok pemerintah diharapkan mampu menyerap produksi dalam negeri ketika harga global CPO turun, sekaligus mendorong inovasi industri hilir berbasis sawit.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :