https://www.elaeis.co

Berita / Iptek /

Peneliti Temukan Cara Menjaga Kualitas Biodiesel di Kapal Laut

Peneliti Temukan Cara Menjaga Kualitas Biodiesel di Kapal Laut

Filter bahan bakar kapal laut. foto: ist.


Jakarta, elaeis.co – Dalam perjalanan menuju target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060, Indonesia terus memperkuat komitmen pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Salah satu strategi unggulan adalah program biodiesel berbasis kelapa sawit yang telah berjalan sejak 2006 dan terus berkembang hingga penerapan B40 secara nasional pada 2025.

Namun, penerapan biodiesel konsentrasi tinggi pada sektor maritim tidak semudah pada transportasi darat. Mesin kapal laut seperti Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan kapal angkutan air lainnya menghadapi tantangan spesifik, terutama terkait dengan penyimpanan bahan bakar dalam waktu lama di lingkungan laut yang ekstrem.

Beberapa masalah umum yang muncul adalah penyumbatan filter (filter blocking), penumpukan deposit di injektor, dan kontaminasi tangki akibat pertumbuhan bakteri atau jamur.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, tim peneliti dari berbagai institusi melakukan studi berjudul Pemanfaatan Biodiesel Konsentrasi Tinggi pada Sektor Maritim yang dirilis dalam ajang 8th Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024. Penelitian ini didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) dan melibatkan nama-nama seperti Ahmad Syihan Auzani, Muhammad Arif Budiyanto, Jajang Amir Hidayat, hingga Nur Muhamad Fuad.

Penelitian ini berhasil mengungkap inovasi teknologi terbaru untuk menjaga kualitas biodiesel di kapal laut, salah satunya dengan desain sistem filtrasi canggih dan pengondisian bahan bakar (fuel conditioning). Teknologi ini dirancang agar dapat menangani biodiesel dalam kondisi penyimpanan lama, mencegah penurunan kualitas bahan bakar, serta mengurangi kadar air dan kontaminan biologis.

Ahmad Syihan Auzani menjelaskan, sistem filtrasi berbasis membran keramik dan filter wasable yang dikembangkan dapat mencuci ulang partikel penyumbat, memperpanjang usia filter, serta meminimalisir potensi kerusakan mesin akibat sludge.

“Biodiesel punya kecenderungan menyerap air dari udara laut. Ini memicu pertumbuhan bakteri dan jamur yang kemudian menghasilkan kontaminan lunak di tangki, yang berbahaya jika dibiarkan,” jelasnya dalam keterangannya dikutip Jumat (11/7).

Lebih jauh, penelitian ini juga merancang SOP (standard operating procedure) penggunaan biodiesel di kapal, yang mencakup pengaturan suhu penyimpanan, siklus filtrasi, hingga cara pemeliharaan tangki agar tidak tercemar mikroorganisme. Dengan pendekatan tersebut, biofuel sawit tidak hanya aman untuk kapal, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya perawatan mesin.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :