Berita / Kalimantan /
Pemkab Nunukan Sempurnakan Draf Rencana Aksi Sawit Berkelanjutan
Nunukan, elaeis.co – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Draft Hasil Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB).
FGD ini dilaksanakan bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan dibuka Penjabat Sekretaris Daerah Nunukan, H Asmar.
Narasumber pada FGD ini yakni Ketua Pelaksana RAD-KSB Universitas Airlangga, Dyah Wulan Sari, tenaga ahli Pusat Pengkajian Perencanaan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB, Slamet Kusdayanto, dan Direktur Penelitian dan Pengembangan Ghali Tech/IT BBM, Sutikno. Hadir juga Kepala BPS Kabupaten Nunukan, kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Nunukan, serta pemangku kepentingan lainnya.
Asmar menjelaskan, kegiatan FGD bertujuan menyusun dokumen rencana aksi daerah yang strategis untuk mengintegrasikan keberlanjutan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Nunukan.
"Dokumen ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam menjawab tantangan global sekaligus meningkatkan citra positif kelapa sawit sebagai komoditas unggulan yang ramah lingkungan," katanya dalam keterangan resmi dikutip Kamis (28/11).
Menurutnya, Nunukan memiliki potensi perkebunan kelapa sawit yang sangat besar. Hamparan perkebunan yang dikelola perusahaan maupun masyarakat mulai dibuka secara skala besar sejak tahun 2002 dan hasilnya saat ini menjadi salah satu komoditas ekspor.
Luas areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Nunukan mencapai 33.111 hektar. Berdasarkan data BPS, tahun 2021 Nunukan memproduksi kelapa sawit sebanyak 69.444,3 ton. Setahun kemudian turun menjadi 66.153,9 ton, lalu naik lagi pada tahun 2023 menjadi sebanyak 66.785,4 ton.
Namun, potensi itu tak luput dari sorotan negatif, terutama terkait isu keberlanjutan, di tengah persaingan komoditas minyak nabati global. "Dengan kolaborasi lintas sektor, kita berharap dapat memperkuat posisi kelapa sawit sebagai salah satu motor penggerak ekonomi daerah yang tetap menjaga prinsip keberlanjutan," tukasnya.
“Pemkab Nunukan memiliki komitmen tinggi terhadap pengembangan sawit yang berkelanjutan. Dengan menjaga keseimbangan lingkungan hidup, kami ingin menjadikan Nunukan sebagai pionir kabupaten lestari di Indonesia,” tambahnya.
Dia berharap FGD bisa menghasilkan arah kebijakan pengembangan daerah kelapa sawit di Nunukan dalam beberapa tahun ke depan.
“Hasil FGD ini sangat penting untuk penyempurnaan dokumen RAD KSB. Ini merupakan upaya kita bersama untuk menjawab tantangan sekaligus mematahkan kampanye negatif terhadap sawit seperti deforestasi, kebakaran lahan, pekerja anak, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM),” tegasnya.
Komentar Via Facebook :