Berita / Komoditi /
Peminat Bantuan Sarpras dari BPDPKS Masih Sepi di Riau
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perkebunan Provinsi Riau, T Ridwan Putra Yuda
Pekanbaru, elaeis.co - Dinas Perkebunan Provinsi Riau terus mendorong para petani untuk bisa mendapatkan program bantuan sarana dan prasarana (sarpras) dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perkebunan Provinsi Riau, T Ridwan Putra Yuda mengatakan, sampai saat ini baru kelompok tani dari tiga kabupaten di Riau yang telah mengajukan bantuan sarpras tersebut.
"Ada tiga kabupeten kemarin yang mengusulkan, yang sudah diteken pak kadis rekomtek-nya baru Rohul dan Siak menyusul. Pelalawan yang belum mengembalikan kekurangan bahan yang kami minta," kata Ridwan kepada elaeis.co, Selasa (1/3).
Ridwan mengatakan, sampai saat ini belum ada lagi kelompok tani lain yang mengajukan bantuan itu. Padahal, program itu terbuka untuk seluruh petani.
"Belum ada lagi yang mengajukan. Kita juga masih menunggu target terbaru dari Dirjen," katanya.
Program bantuan sarpras ini, kata Ridwan, baru berjalan mulai Juli 2021 lalu. Dan di Riau, bantuan tersebut baru bisa diakses oleh petani di lima kabupaten, yakni Bengkalis, Rohul, Rohil, Pelalawan dan Siak.
Di tahun 2022 ini, sambungnya, Dinas Perkebunan Provinsi Riau berharap bantuan sarpras bisa diakses oleh seluruh petani sawit di 12 kabupeten/kota di Riau.
"Kami kemarin mengusulkan kalau bisa semuanya bisa mendapatkan walaupun targetnya dikecilkan. Karena kabupeten lain itu sudah tahu kan, dan pingin ikut juga. Tergantung Dirjen lagi, karena terget belum turun," ujarnya.
Diketahui, ada 8 jenis paket bantuan yang bisa diakses dalam program Sarpras BPDPKS ini. Pertama, paket ekstensifikasi. Ini merupakan bantuan yang diperuntukkan bagi petani dalam rangka pembangunan kebun tahap awal.
Untuk paket ini ada prioritasnya, yaitu lahannya berada di daerah perbatasan, lahan yang berada di daerah pasca konflik, lahan yang berada di daerah pasca bencana, dan lahan yang berada di daerah tertinggal.
Kedua paket ekstensifikasi. Bantuan ini dalam rangka pemeliharaan kebun yang diberikan untuk maksimal 2 tahun kegiatan. Jadi bagi petani yang sudah 2 tahun TM atau menghasilkan, bisa mengajukan bantuan ini.
Ketiga alat pasca panen. Bantuan ini, adalah sarana dan prasarana yang diberikan dalam bentuk paket pada masa tanaman menghasilkan. Bisa diajukan oleh kelompok tani, berupa egrek, dodos, galah aluminium, gancu, tojok, gerobak sorong, timbangan dan lainnya.
Keempat adalah bantuan jalan kebun. Kalau ada kelompok tani tidak ada jalan produksi atau jalan kebun di kebunnya, itu bisa diajukan. Bantuan ini bisa berupa jalan panen, jalan produksi, jalan koleksi, jalan penghubung, gorong-gorong dan rehabilitasi tata kelola air.
Kelima alat transportasi. Ini merupakan bantuan yang penerimanya adalah gapoktan, koperasi atau kelembagaan ekonomi pekebun lainnya dengan luas kebun minimal 300 hektar dan produksi minimal 6.000 ton/tahun.
Kemudian keenam adalah mesin pertanian. Bantuan ini dimaksud untuk membantu pengolahan lahan, pemeliharaan jalan dan tata kelola air. Jenis mesinnya adalah ekskavator dan traktor.
Ketujuh pembentukan infrastruktur pasar. Bantuan ini dimaksudkan untuk mendukung pemasaran TBS melalui koperasi atau kelembagaan ekonomi pekebun lainnya dalam akses informasi harga, peluang pasar dan informasi lainnya.
Terakhir adalah verifikasi teknis atau ISPO. Ini dimaksudkan untuk mendorong pekebun melaksanakan prinsip-prinsip berkelanjutan melalui sertifikasi ISPO. Penerima adalah kelompok tani, gapoktan, dan kelembagaan ekonomi pekebun lainnya.

Komentar Via Facebook :