https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Pemerintah Terus Dorong Hilirisasi Komoditas Selain Sawit

Pemerintah Terus Dorong Hilirisasi Komoditas Selain Sawit

Kuntoro Boga Andri. foto: ist.


Jakarta, elaeis.co – Hilirisasi hasil perkebunan tak lagi sekadar wacana tapi menjadi strategi konkret untuk mengangkat kesejahteraan petani dari berbagai komoditas. Pemerintah terus mendorong petani agar tak hanya jadi penjual bahan mentah, tapi ikut ambil bagian dalam rantai nilai industri.

“Selama ini kita terlalu lama bertumpu pada ekspor bahan mentah. Sekarang saatnya petani ikut menikmati nilai tambah dari hasil kebunnya sendiri,” ujar Kuntoro Boga Andri, Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, dalam keterangannya, Senin (21/7). 

Menurutnya, hilirisasi bukan hanya meningkatkan nilai ekonomi produk, tapi juga menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi desa. Contoh nyatanya terlihat di industri kelapa sawit. “Saat ini ekspor CPO tinggal 25 persen. Sisanya, 75 persen sudah dalam bentuk produk olahan. Artinya, hilirisasi itu nyata dan dampaknya mulai terasa,” jelasnya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, pada 2024 sektor pertanian berkontribusi 12,6 persen terhadap PDB nasional. Komoditas perkebunan menjadi penyumbang utama ekspor pertanian, dengan nilai ekspor mencapai Rp622 triliun pada 2022.

Sayangnya, sebagian besar komoditas selain sawit masih dijual dalam bentuk mentah, sehingga nilai tambahnya tidak maksimal dinikmati petani.

“Hilirisasi ini penting agar petani punya daya tawar. Kalau hanya menjual bahan mentah, maka yang menikmati margin besar adalah industri di luar negeri,” tambah Kuntoro.

Manfaat hilirisasi tak berhenti di angka. Menurutnya, tumbuhnya industri pengolahan di sekitar sentra produksi bisa menyerap banyak tenaga kerja. “Anak-anak muda desa bisa bekerja sebagai teknisi, operator, sampai tenaga pemasaran. Ekonomi desa pun ikut menggeliat,” katanya.

Pemerintah pun memberi dukungan penuh. Dalam RPJMN 2020–2024, hilirisasi ditetapkan sebagai prioritas strategis. Di masa pemerintahan 2025–2029, arah ini terus berlanjut. Melalui kebijakan seperti OSS (Online Single Submission), tax holiday, tax allowance, dan peningkatan plafon KUR untuk sektor pertanian, ekosistem hilirisasi terus diperkuat.

“Tak cukup hanya bicara. Kami sudah bentuk Direktorat Hilirisasi di Kementan untuk memastikan ini jalan. Saat ini kami sedang mengkaji model bisnis yang cocok untuk berbagai komoditas agar petani bisa ikut naik kelas,” tegasnya.

Ia menekankan, hilirisasi bukan hanya milik industri besar atau sawit semata. Komoditas seperti kelapa, kakao, kopi, aren, hingga nilam juga punya potensi luar biasa. “Semua petani bisa kaya lewat hilirisasi, asal ada kemauan, pendampingan, dan keberanian untuk berubah,” pungkasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :