https://www.elaeis.co

Berita / Komoditi /

Pembibitan Sawit Jadi Salah Satu Fokus Poltek Kampar

Pembibitan Sawit Jadi Salah Satu Fokus Poltek Kampar

Politeknik Kampar, ist.


Pekanbaru, Elaeis.co - Melihat potensi ekonomi dari pembibitan tanaman kelapa sawit, Politeknik Kampar saat ini tengah fokus upayakan kerja sama dengan pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Dijelaskan Wakil Direktur III Bidang Kerjasama Humas dan Alumni Politeknik Kampar, M Ridwan upaya ini guna mendapatkan bibit tanaman kelapa sawit yang bersertifikat. Sehingga nilai jualnya lebih tinggi.

"Kita ada program pembibitan yang juga digunakan sebagai sarana praktek untuk para siswa kita. Memang saat ini belum bersertifikat, untuk itu kita tengah gesa untuk jalin kerjasama dengan perusahan perkebunan kelapa sawit," terangnya kepada Elaeis.co, Jumat (03/12).

Selain meningkatkan nilai jual, upaya ini juga sebagai langkah untuk ikut menyediakan bibit yang dapat dimasukkan dalam program Peremajaan Kelapa Sawit (PSR) yang tengah digaungkan pemerintah melalui BPDPKS.

"Untuk masuk dalam program itu memang harus bersertifikat," bebernya.

Ridwan mengatakan, bibit yang kini dibudidayakan itu dari jenis Topas 1. Dimana bibit ini dikembangkan mulai dari kecambah hingga berumur satu tahun.

Saat ini memang belum terlalu fokus ke penjualan ke masyarakat. Namun tidak sedikit masyarakat yang berminat akan bibit tersebut.

"Kalau tak terjual, maka bibit itu kita tanam ke lahan milik kita sendiri. Kita punya lahan seluas 4 hektar di sini," bebernya.

Selain praktik dalam budidaya bibit kelapa sawit, Politeknik Kampar juga bekerjasama dengan APKASINDO dalam pengolahan limbah kelapa sawit menjadi pupuk organik.

Saat ini menurut Djono Albar Burhan  selaku Bidang SDM dan Internasional DPP APKASINDO, permintaan pupuk organik Setara yang di produksi APKASINDO bersama Politeknik Kampar terus melambung tinggi. Tercatat tiap bulan permintaan dari petani sawit yang tergabung dalam APKASINDO Riau mencapai 30 ton.

Namun sayang permintaan tadi belum dapat terpenuhi lantaran masih minimnya produksi pupuk berbahan dasar limbah sawit itu. Setiap bulan, pabrik pupuk yang berdiri di wilayah berjulukan Serambi Mekkah itu hanya dapat memproduksi 2,5 ton.

"Peralatan kita masih sangat minim. Sementara antusias petani sangat tinggi," ujarnya.

Katanya permintaan yang sampai 30 ton tadi hanya permintaan dari petani sawit di wilayah Riau. "Kita baru satu tahun lebih berjalan. Namun antusiasme sangat tinggi dari petani," terangnya.

Ceritanya, pabrik tersebut sebetulnya sudah lama tak beroperasi.  Lantaran melihat potensi yang bagus khususnya di perkebunan sawit, maka pihaknya menggandeng Pemda Kampar lewat Politeknik Kampar untuk kembali mengaktifkan pabrik tersebut.

Sementara selain dapat memenuhi kebutuhan petani akan pupuk yang berkualitas, pabrik tersebut juga dapat dijadikan ajang pelatihan khusus bagi para siswa di Politeknik Kampar.

"Mereka ada mata kuliah terkait praktek pembuatan pupuk. Maka pabrik ini dapat membantu para siswa sebagai media pembelajarannya. Jadi manfaatnya banyak," bebernya.

Cerita kendala, Djono tak menampik bahwa pihaknya masih kekurangan peralatan produksi di pabrik itu. Misalnya mesin, dan berbagai sarana lainnya.

"Dengan mesin produksi yang ada kita hanya dapat memproduksi maksimal dua kali dalam satu bulan. Nah jika peralatan kita jumlah banyak, maka tidak menutup kemungkinan dalam sebulan bisa produksi 3-4 kali dalam sebulan," tuturnya.

Dengan 3-4 kali sebulan setidaknya pemenuhan kebutuhan pupuk petani bisa lebih maksimal. Kemudian harga juga bisa ditekan dari Rp4.500 bisa turun menjadi Rp3.000 jadi petani lebih untuk Langi. Sedangkan saat ini satu karung berisikan 20 kg pupuk di bandrol seharga Rp90.000.

"Kalau bahan baku, kita aman. Sebab kita langsung bekerjasama dengan PKS-PKS yang ada di Kampar. Ini sebetulnya juga membantu pabrik sawit dalam mengolah limbah," terangnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :