Berita / Nasional /
Pembentukan PalmCo Diyakini akan Pacu Hilirisasi Sawit
Pabrik kelapa sawit PTPN XIII. foto: dok. PTPN XIII
Jakarta, elaeis.co - Pembentukan PalmCo oleh Holding Perusahaan Perkebunan dinilai akan memacu program hilirisasi produk berbahan baku kelapa sawit.
Ekonom Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, Ujang Sehabudin, mengatakan, pembentukan PalmCo pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan skala usaha perkebunan sawit sehingga secara teori akan mendapatkan economies of scale.
Dalam jangka panjang, PalmCo akan menurunkan biaya produksi (decreasing cost) sehingga dapat meningkatkan penerimaan (increasing return). Kondisi ini tentunya akan mendorong peningkatan potensi profit perusahaan yang pada gilirannya akan meningkatkan devisa negara.
“PalmCo juga dapat mengoptimalkan potensi PTPN Group yang selama ini belum tergarap,” ujarnya dalam pernyataan resmi dikutip Kamis (30/11).
PalmCo merupakan sub holding PTPN Group yang direncanakan dibentuk khusus untuk mengelola komoditas kelapa sawit. Itu sebabnya PalmCo dapat mengelola hilirisasi produk turunan sawit PTPN yang selama ini masih terfokus hampir 60% pada minyak goreng dan produk turunan lainnya belum disentuh dengan serius.
Selain minyak goreng yang merupakan produk tradisional, menurutnya, hilirisasi harus diarahkan ke industri turunan lainnya yang memiliki nilai tambah lebih seperti bioetanol dan produk kesehatan atau kosmetik, termasuk biomassa yang belum disentuh.
Dari sisi pemasaran produk, selama ini negara tujuan pasar ekspor masih fokus ke pasar tradisional, sedangkan pasar lainnya belum digarap dengan serius. "Ini menjadi potensi bisnis besar bagi PalmCo ke depan," tukasnya.
Ujang juga menilai bisnis sawit yang dilakukan PTPN Group selama ini belum terintegrasi dari hulu-hilir atau masih partial. Ini menjadi salah satu kendala bagi PTPN Group dalam merespon dan beradaptasi dengan kebijakan pemerintah maupun kondisi pasar yang bergerak begitu cepat dan dinamis, terutama soal hilirisasi.
Padahal, jelasnya, prasyarat dan kunci keberhasilan hilirisasi adalah efisiensi. Untuk itulah, dia mengapresiasi adanya upaya transformasi yang dilakukan BUMN perkebunan dengan rencana merampingkan organisasi yang gemuk menjadi sebuah sub holding yang terintegrasi.
“PalmCo diarahkan menjadi terintegrasi sehingga rantai nilai yang diperoleh bisa menjadi lebih besar. Struktur organisasi yang gemuk dirampingkan, mindset harus diubah dari orientasi pelayanan menjadi orientasi bisnis yang terintegrasi,” tegasnya.
Untuk mendukung kinerja PalmCo, dia menyarankan pemerintah memberikan insentif bagi perusahaan yang mengembangkan produk turunan sawit selain minyak goreng. Contohnya dalam bentuk pengurangan atau pembebasan pajak ekspor atau bunga rendah untuk investasi.
"Manajemen dan karyawan PalmCo juga perlu melakukan perubahan pola fikir (mindset), dari fixed mindset ke growth mindset. Selain itu, perlu perubahan orientasi produksi menjadi orientasi bisnis/pasar, dari orientasi keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :