Berita / Nusantara /
Pelindo Akui Ekspor CPO di Bengkulu Terhambat Infrastruktur
General Manager (GM) Pelindo Regional II Bengkulu, Hadi Nurmayadi. (Sangun/Elaeis)
Bengkulu, elaeis.co - PT Pelindo II Cabang Bengkulu menyebut bahwa kegiatan ekspor crude palm oil (CPO) di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu masih terhambat infrastruktur yang belum memadai. Hingga saat ini, pelabuhan tersebut belum memiliki terminal curah cair.
General Manager (GM) Pelindo Regional II Bengkulu, Hadi Nurmayadi mengatakan, pembangunan terminal curah cair masih dalam proses. Hal ini mengingat masih banyak yang belum diselesaikan mulai dari proses perizinan dan lainnya.
"Masih dalam tahap proses. Pembangunan terminal curah cair ini sudah kami rencanakan sejak 2017," kata Hadi, kemarin.
Hadi mengaku, jika Pelabuhan Pulau Baai memiliki terminal curah cair maka bisa menangani bongkar muat CPO dan bahan bakar minyak (BBM). Oleh karena itu, untuk tahap pertama pihaknya akan mulai melakukan progres pembangunan dermaga.
Selain itu, bahan kontruksi yang akan digunakan dalam pembangunan terminal ini nantinya akan diprioritaskan dari dalam negeri. Pihaknya menargetkan pembangunan terminal akan selesai pada akhir 2022 mendatang.
"Kami optimis ini bisa rampung dan nanti bisa digunakan untuk bongkar muat CPO," ujarnya.
Ia mengaku, selama ini Pelabuhan Pulau Baai memang telah melakukan aktivitas muat CPO. Namun, CPO tersebut tidak langsung diekspor ke luar negeri. Melainkan dikirim ke Pelabuhan Teluk Bayur Sumatera Barat.
Dengan adanya terminal curah cair nantinya, maka jarak pengiriman lebih dekat dan diharapkan dapat berkontribusi pada PAD Bengkulu.
"Kami berharap nantinya ekspor CPO bisa langsung dari Bengkulu setelah Pelabuhan Pulau Baai memiliki terminal curah cair," tuturnya.
Hadi mengatakan, terminal curah cair ini akan dibangun di atas lahan HPL milik Pelindo II seluas 17 hektare. Lahan seluas itu bisa membangun 19 tangki dan menampung bahan curah cair seperti CPO dengan kapasitas 3.000 ton per tangki, serta diproyeksikan mampu melayani 2 juta ton per tahun.
"Dalam pelaksanaannya, kami menggandeng Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Terminal curah cair ini juga menggunakan teknologi modern," ujarnya.
Dia juga tidak menampik selama ini Pelindo II sudah melayani penanganan dan pelayanan kargo curah cair jenis CPO. Namun masih secara konvensional dengan metode truck lossing.
"Metode truck lossing ini dilakukan dengan cara pengangkutan kargo CPO menggunakan kendaraan truk, lalu dimuat ke kapal secara konvensional di dermaga pelabuhan," ujarnya.







Komentar Via Facebook :