Masamba, elaeis.co - Perkembangan industri perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Luwu induk, Luwu Utara (Lutra), dan Luwu Timur (Lutim) belakangan ini semakin berkembang menjadi sentra perkebunan kelapa sawit di Provinsi Sulawesi Selatan.

Berbagai perusahaan sawit pun tidak hanya membangun perkebunan, melainkan juga sudah membangun sejumlah pabrik kelapa sawit (PKS) di tiga kabupaten tersebut.

Perkembangan ini mau tak mau memicu perkembangan Pelabuhan Munte yang terletak di Kecamatan Tanalili, Lutra. Sejumlah kapal berkapasitas besar sudah mulai bersandar di pelabuhan itu.

"Sejumlah kapal berkapasitas besar sudah mulai bersandar untuk melakukan aktivitas pengangkutan minyak sawit mentah atau crude palm oil (MSM/CPO) dari Pelabuhan Munte ke provinsi lain," kata Kepala Bidang (Kabid) Laut Dinas Perhubungan Luwu Utara, Antony Hartono dalam keterangan resmi yang diterima elaeis.co, Kamis (26/5/2022).

Ia mencontohkan aktivitas yang terjadi di Pelabuhan Munte, Rabu (25/5/2022) sekitar pukul 11.30 WITA.

Kata dia, saat itu ada sebuah kapal yang mengangkut CPO dari Pelabuhan Munte menuju Pelabuhan Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kata Anthony, kapal bernama TB Berjaya Samudera Indonesia (BSI) VII & BG BSI VIII itu memiliki kapasitas 2600 gross tonnage (Gt) dan berada di bawah koordinasi agen pelayaran PT PELNI.

“Kapal ini mengangkut CPO produksi PT Teguh Wira Pratama (TWP) Angkona, Lutim, sebanyak 4.000 metrik ton (MT)," kata dia.

Nah, selain PT TWP, PT Surya Sawit Sejahtera (SSS) di Lutra juga akan menggunakan Pelabuhan Munte untuk mendistribusikan 4.000 MT CPO.

Anthony mengingat dengan jelas, perkembangan pesat yang dialami Pelabuhan Munte berkat adanya pengiriman CPO perdana  yang dilakukan kapal tangker milik PT Serasi Shipping Indonesia (SSI), Selasa (12/4/2022).

"Kegiatan yang dilakukan PT SSI pada bulan lalu menjadi pemicu bagi perusahaan lain untuk memanfaatkan pelabuhan ini,” tegas Antony.