https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Pekebun Sawit Sumsel Ditantang Jadi Juara Produktivitas

Pekebun Sawit Sumsel Ditantang Jadi Juara Produktivitas

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Agus Darwa memasang tanda pengenal peserta pelatihan. foto: ist.


Jakarta, elaeis.co - Best Planter Indonesia (BPI) kembali mendapatkan kepercayaan dari Ditjenbun Kementan dan BPDPKS untuk melatih pekebun sawit Sumatera Selatan (Sumsel) selama 3 tahun berturut-turut. Tahun ini menggelar pelatihan SDM sawit untuk 4 kabupaten, yakni Musi Banyuasin (Muba), Ogan Komering Ilir (OKI), Muara Enim, dan Lahat.

Direktur BPI Friyandito MM menyampaikan bahwa jumlah peserta pelatihan untuk tahun 2024 sebanyak 578 orang. Dari Kabupaten Muba 154 peserta, OKI 256 peserta, Muara Enim 134 peserta dan Lahat 34 peserta. "Semuanya adalah para pekebun sawit dari berbagai koperasi," sebutnya seperti dikutip dari keterangan resmi BPDPKS Jumat (26/4).

Pelatihan pekebun sawit ini dibuka oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Agus Darwa MSi. Dia meminta peserta untuk banyak bersyukur karena mendapat pelatihan dengan biaya mahal tetapi digratiskan sebagai upaya meningkatkan kemampuan pekebun untuk meningkatkan produktivitas tanaman.

"Sebagian besar pekebun sawit Sumsel belum pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan, karena itu bersyukurlah," ujarnya.

Pelatihan budidaya ini menurutnya sangat penting bagi pekebun dalam upaya meningkatkan produktifitas. Kebun sawit Sumsel menempati urutan ke-3 terluas di Sumatera, sebagian besar berada di Kabupaten Muba dan OKI. "Para pekebun sawit juga  merupakan bagian dari bela negara, karena bekerja terkait penyediaan pangan nasional," katanya.

Pendiri BPI Heri DB memberikan catatan bahwa Sumsel merupakan juara peremajaan sawit rakyat atau PSR Nasional karena capaian luas PSR sampai tahun 2023 telah mendekati 70.000 Ha. Namun BPI sebagai lembaga pelatihan sawit memberi tantangan kepada para pekebun sawit Sumsel agar jangan hanya menjadi juara dalam capaian luasan kebun tetapi harus juga menjadi juara nasional dalam capaian produktivitas.

Saat ini rata-rata produktivitas sawit rakyat secara nasional masih sangat rendah yaitu 2,5 ton – 3,5 ton CPO per Ha per tahun atau 12 – 16 ton TBS per Ha per tahun dan ini masih memberi peluang untuk ditingkatkan menjadi 5 – 6 ton CPO per Ha per tahun atau 25 – 30 ton TBS per Ha per tahun.

"Para pekebun harus menggunakan program PSR sebagai momentum untuk menaikkan produktivitas secara signifikan karena BPDPKS dan Ditjenbun telah memfasilitasi biaya replanting (TBM 0) sekaligus pelatihan – pelatihannya dengan materi sesuai yang dibutuhkan," tukasnya.

Menurutnya, para pekebun sawit Sumsel mampu mewujudkan juara nasional produktivitas sawit rakyat dengan capaian 5 – 6 ton CPO per Ha per tahun jika konsisten melaksanakan tiga langkah berikut. Pertama, menggunakan bibit unggul. "Saat ini bagi yang sudah melaksanakan PSR hampir dipastikan sudah menggunakan bibit unggul," jelasnya.

Kedua, menjaga populasi tanaman minimal bertahan 136 pokok per Ha dengan cara lebih antisipatif terhadap kemungkinan serangan Ganoderma yang bisa mengurangi populasi tanaman. Yang terakhir, memenuhi kebutuhan pupuk tanaman dengan cara menyisihkan biaya pupuk minimal Rp 200 setiap kg TBS yang dijual.

"Sehingga di setiap akhir tahun memiliki dana cadangan pupuk minimal Rp 5 juta per Ha untuk pembelian pupuk berikutnya," bebernya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :