https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Pekebun Sawit Perlu Pahami Sumber Emisi dan Mitigasi Emisi Karbon

Pekebun Sawit Perlu Pahami Sumber Emisi dan Mitigasi Emisi Karbon

Infografis


Palangka Raya, elaeis.co - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (AKPY-STIPER) menggelar kegiatan workshop dan sosialisasi terkait sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan mitigasi emisi karbon.

Kegiatan ini diikuti oleh peserta yang merupakan perwakilan Kelompok Tani Kelapa Sawit dan pendamping kelompok tani dari wilayah Pundu dan Mentaya, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, sebanyak 30 orang.

Peserta mendapatkan berbagai materi seperti Peran BPDPKS terhadap Akselerasi ISPO, Program Kemitraan, Pengenalan Prinsip dan Kriteria ISPO, Tujuan dan Manfaat ISPO bagi Petani yang disampaikan oleh Ditjenbun-Kementerian Pertanian. Lalu ada pemaparan mengenai Legalitas Lahan dan Kelompok, Praktek Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan atau Good Agriculture Practices (GAP), serta identifikasi sumber emisi dan cara pengurangan emisi.

Selanjutnya, materi Pengenalan Kebun Sawit Swadaya Rendah Emisi Untuk Lahan seperti Pembukaan Lahan, HCV, HCS dan Gambut, Praktek Pembuatan Proposal ISPO/Sarpras. Peserta juga melakukan kunjungan ke pabrik sawit, Lab Riset, Biochar, Komposting, Rumah Cacing, Demplot Tanaman Rendah Emisi Carbon, dan Praktek Penyusunan Proposal dan Memasukkan ke Sistem.

Pada kesempatan itu Direktur Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (AKPY-STIPER), Dr Sri Gunawan, menekankan perlunya pekebun sawit memahami sumber emisi dan ikut memitigasi emisi karbon.

"Kita terus memberikan pemahaman kepada para pekebun sawit mengenai Sumber Emisi dan Mitigasi Emisi Karbon, salah satunya dengan kunjungan lapangan berbasis perkebunan kelapa sawit," katanya dalam keterangan resmi, kemarin.

Pemahaman pekebun terhadap emisi karbon dinilai sangat mendukung akselerasi sertifikasi ISPO. Setelah mengikuti kegiatan workshop, para pekebun, kelompok tani, koperasi, diharapkan bisa naik kelas dan pada 2025 mendatang sudah memiliki Sertifikat ISPO.

"Dampak setelah mendapatkan sertifikasi ISPO ialah peningkatan produksi, TBS diterima pasar karena legal dan sah, kelestarian lingkungan terjaga, emisi karbon rendah, serta peningkatan usaha dan kesejahteraan pekebun, poktan dan UKMK sawit," pungkasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :