https://www.elaeis.co

Berita / Komunitas /

PATRI Diminta Tuntaskan Sengketa Tanah Transmigran

PATRI Diminta Tuntaskan Sengketa Tanah Transmigran

Gubernur Kalimantan Barat (kalbar), H Sutarmidji, berbicara di Rakornas PATRI. Foto: Diskominfo Kalbar


Pontianak, elaeis.co - Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tahun 2022 secara hybrid yang dipusatkan di Kota Pontianak. Kegiatan ini bertujuan membahas program kerja PATRI agar mampu menghasilkan suatu kesepakatan yang bisa memberikan kontribusi nyata bagi para transmigran dan pembangunan daerah serta nasional. 

Gubernur Kalimantan Barat (kalbar), H Sutarmidji SH MHum, yang hadir pada pertemuan itu meminta agar PATRI dapat ikut berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi para transmigran.

"Selama ini sering saya temukan permasalahan hak-hak tanah para transmigran. Saya ke Teluk Pakedai, keluhannya itu. Di Sintang keluhan itu juga. Di mana-mana semua mengeluh hak tanah mereka," jelasnya lewat keterangan resmi Diskominfo Kalbar.

Menurutnya, ada tanah transmigran yang masuk lahan perkebunan kelapa sawit, ada juga yang masuk di lahan yang sebelumnya sudah diolah oleh masyarakat setempat.

"Ini jumlahnya sangat besar, karena di atas 10 ribu persil. Saya berharap, PATRI mampu menyelesaikan permasalahan ini bersama Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional RI," pesannya.

Permasalahan lain yang sering dihadapi para transmigran adalah dari segi pendapatan. Umumnya para transmigran bergerak pada sektor pertanian, perkebunan, nelayan, dan perdagangan.

Saat ini, katanya, Nilai Tukar Petani (NTP) khususnya di Kalbar belum mencapai angka 100 persen sehingga perlu sinergitas yang baik antara para transmigran melalui PATRI bersama stakeholder terkait guna mendongkrak NTP tersebut.

"Kami mengajak semua stakeholder menyusun program guna meningkatkan nilai tambah bagi para petani. NTP di Kalbar selama ini maksimal di angka 97-98 persen. Tapi untuk subsektor perkebunan 105 - 132 persen. Malah ketika sawit melonjak menembus 142%. Ini harus menjadi perhatian kita bersama bagaimana supaya seimbang," jelasnya.

Dia juga berpesan agar keberadaan PATRI benar-benar menjadi wadah yang mampu mendorong para transmigran untuk lebih kreatif dan inovatif sehingga bisa memiliki penghasilan yang lebih layak untuk penghidupan mereka. 

"Kami siap membantu memperjuangkan dan memberikan kepastian hukum bagi para transmigran, terutama dalam hal kepemilikan lahan yang telah disediakan. Ini menjadi tanggung jawab negara, karena negara yang melaksanakan programnya," tegasnya.

Sebagai informasi, PATRI adalah organisasi kemasyarakatan (ormas) tingkat Nasional yang dideklarasikan di Jakarta pada 16 Februari 2004 dan terdaftar pada Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri Nomor: 01-00-00/005/D.IV.1/I/2016. Kelahiran PATRI mendapat dukungan sepenuhnya dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (dahulu namanya Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi); serta para tokoh anak keturunan transmigran seluruh Indonesia. 

Hadirnya PATRI didahului lahirnya organisasi anak keturunan transmigran lokal di berbagai provinsi tujuan transmigrasi, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Pengalaman beratnya perjuangan kehidupan sebelumnya, telah membangkitkan PATRI agar tidak pernah lelah dalam berkarya membangunan negerinya. 
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :