Berita / Serba-Serbi /
Pakan dari Bungkil Inti Sawit dan Daun Indigofera Dikembangkan untuk Dukung Produksi Ayam
Penandatanganan kerja sama pengembangan bungkil inti sawit untuk pakan ayam. foto: Humas BRIN
Jakarta, elaeis.co - Unggas secara umum dan ayam khususnya merupakan penyumbang daging yang utama bagi masyarakat Indonesia yang tingkat konsumsi dagingnya baru mencapai 12 kg per kapita per tahun.
Tingginya kontribusi komoditas ayam dalam pemenuhan konsumsi protein hewani penduduk Indonesia tidak terlepas dari kenyataan bahwa usaha produksi ayam telah berkembang menjadi usaha agribisnis yang berskala industri dan melibatkan berbagai simpul yang menyediakan input produksi maupun kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil.
Salah satu simpul input produksi yang penting dalam mata rantai agribisnis ayam nasional adalah produsen pakan yang telah berkembang menjadi industri yang berskala nasional maupun global. Peran strategis industri pakan ditentukan oleh tingginya kontribusi pakan sebagai salah satu mata rantai strategis dalam sistem agribisnis perunggasan nasional karena posisinya sebagai penyumbang komponen biaya yang paling tinggi (70-80%) di dalam usaha produksi unggas, baik pedaging (broiler), maupun petelur (layer).
Meningkatkan ketersediaan bahan pakan yang sifatnya lokal dan tersedia dalam skala besar serta tersedia sepanjang tahun dengan harga kompetitif, menjadi tantangan besar dalam agribisnis ayam secara nasional. Produksi pakan unggas oleh perusahaan produsen pakan pada tahun 2021 yang lalu mencapai sekitar 20,5 juta ton dan belum menggunakan Bungkil Inti Sawit (BIS) di dalam struktur formula pakan. Pemanfaatan BIS secara optimal dalam pakan unggas, terutama ayam, merupakan peluang besar dalam pemasaran BIS di dalam negeri.
BIS dalam konteks pakan unggas dapat dikelompokkan ke dalam bahan pakan dengan kandungan protein moderat dengan kisaran antara 14 - 16%. Kandungan energi metabolisme BIS bervariasi dan tergantung kepada proses dalam mengekstraksi minyak untuk menghasilkan minyak inti sawit. Proses ekspeler menghasilkan BIS dengan kandungan lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses ekstraksi, sehingga kandungan energi metabolismenya juga lebih tinggi.
Untuk itulah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Peternakan Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) menggandeng mitra untuk bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan "Optimalisasi Pemanfaatan BIS dan Daun Indigofera sebagai Komponen Pakan dalam Ransum Ayam Lokal Unggul". Mitra tersebut yakni PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV dan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU).
Penandatanganan naskah kerjasama tripartit ini dilakukan oleh Kepala Pusat Riset Peternakan BRIN, Tri Puji Priyatno, Tavi Supriana sebagai Dekan Fakultas Pertanian USU dan Pirgok Panggabean selaku Kepala Bagian Perencanaan & Sustainability PTPN IV.
Puji Lestari, Kepala ORPP BRIN mengatakan, kegiatan ini harus berjalan dan selesai sebelum 6 bulan supaya tidak didiskualifikasi. "Karena itu hendaknya kegiatan yang akan dilakukan harus sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah ditentukan," katanya melalui keterangan resmi BRIN dikutip Senin (2/10).
Sucipto Prayitno, Direktur PTPN IV, mengatakan, ada tiga latar belakang diadakannya kerjasama ini. "Pertama, kita memiliki sumber daya yang banyak tapi belum optimal dimanfaatkan. Kedua, kami punya kebun tapi belum optimal. Ketiga kita ingin memberikan kontribusi nyata untuk merespon apa yang direncanakan pemerintah," rincinya.
Komisaris Utama PTPN IV Dahlan Harahap menambahkan bahwa anggaran riset di PTPN IV ditingkatkan pada tahun mendatang. "Kolaborasi dengan ORPP BRIN merupakan salah satu upaya untuk memaksimalkan semua potensi dan sumber daya di PTPN IV yang selama ini belum termanfaatkan seluruhnya," jelasnya.
Kerja sama yang disepakati ketiga pihak bertujuan meningkatkan penggunaan BIS sebagai produk samping PTPN IV sebagai salah satu komponen pakan ternak ayam, meningkatkan nilai tambah daun Indigofera yang dikembangkan oleh PTPN IV sebagai sumber pakan alternatif mendukung produksi ayam, merancang formula ransum yang efisien dengan mengoptimalkan penggunaan BIS dan tepung daun Indigofera zollingeriana sebagai komponen pakan ayam lokal, dan melakukan uji respon performa ayam lokal unggul yang diberi pakan dengan rasio bungkil inti sawit dan tepung daun Indigofera zollingeriana yang berbeda untuk mendapatkan rasio yang optimal untuk produksi ayam lokal fase starter dan layer.







Komentar Via Facebook :