https://www.elaeis.co

Berita / Iptek /

GRS BPDPKS

Pakai Alat ini, Mengurusi Tanaman Sawit di Lahan Gambut Menjadi Mudah

Pakai Alat ini, Mengurusi Tanaman Sawit di Lahan Gambut Menjadi Mudah

Hasil yang dicapai oleh penliti PPKS dan team selama setahun. foto; repro


Jakarta, elaeis.co - Ternyata Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah menghasilkan peralatan perangkat keras yang mampu mendeteksi dan merekam data titik air kritis lahan gambut, suhu dan kelembaban bawah kanopi dan lahan gambut, serta konsentrasi CO2 pada lahan gambut secara realtime

Bahkan sudah ada pula piranti lunak yang disebut dengan Early Detection System untuk Gambut (EDS-G). EDS-G ini punya kemampuan mengamati dan memberikan informasi up to date terkait kondisi pertanaman kelapa sawit pada lahan gambut.

Hadirnya peralatan di atas berawal dari pemikiran bahwa tantangan utama pengembangan tanaman kelapa sawit di lahan gambut adalah pengaturan ketinggian muka air untuk menyediakan ruang yang cukup bagi tumbuh kembang akar tanaman tanpa merusak tanah gambut. 

Hanya saja dalam aplikasinya di lapangan, sebagian besar penerapan tata air yang ada masih perlu diperbaiki lantaran masih bersifat parsial dan belum mempertimbangkan fluktuasi muka air tanah yang dinamis. 

Akibatnya tata air yang telah dibangun menjadi kurang berfungsi optimal sehingga meningkatkan peluang terganggunya performa tanaman serta kerusakan lahan gambut. 

Untuk mengatasi persoalan semacam ini, empat tahun lalu, Dr. Heri Santoso dan kawasan-kawan mendapat pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk melakukan riset dalam program Grant Riset Sawit (GRS). 

Heri yang Peneliti PPKS ini pun mengajak kawan-kawan melakukan penelitian di di Kebun Panai Jaya, PT Perkebunan Nusantara IV. Setahun mereka meneliti di sana. 

Penelitian dilakukan dalam tiga tahapan. Penelitian Tahap I menghasilkan prototipe yang mampu mendeteksi dan mengukur perubahan-perubahan yang terjadi di dalam Peat Hydrophobic Simulator (PHS)

PHS adalah simulator yang dikembangkan untuk memodelkan kondisi lahan gambut di lapangan. Uniknya, PHS ini justru menjadi terobosan baru hasil tidak terduga dari penelitian itu. 

Lalu tahap II, dilakukan perbaikan dan pengembangan EDS (EDS versi 1.0; 1.1; dan 1.2) biar mampu mengukur variabel penelitian (suhu udara dan tanah, kelembaban udara dan tanah, emisi karbon, dan water level) baik di dalam laboratorium (PHS) serta di lapangan. 

Tahap III, dilakukan perbaikan dan pengembangan EDS terutama untuk meningkatkan akurasi pengukuran dan kelancaran pengiriman data dari taman alat di lapangan menuju receiver dan cloud

Selain itu juga telah dilakukan kalibrasi sensor pengukur konsentrasi CO2 dengan Gas Chromatography. Estimasi probabilitas hidrofobisitas tanah gambut juga telah dilaksanakan di dalam PHS. 

Penghitungan tingkat stress tanaman menggunakan Metode Crop Water Stress Index (CWSI) juga sudah dilakukan. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :