https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Orang Miskin Bertambah

Orang Miskin Bertambah

statistik kemiskinan Maret 2021. foto: BPS


Jakarta, elaeis.co - Hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) merilis situasi Indonesia pada empat sektor. 

Kepala BPS, Margo Yuwono, yang langsung mengurai itu dan kemudian ditebar dalam bentuk siaran pers yang kemudian diolah oleh elaeis.co.

Yang pertama adalah soal perkembangan ekspor dan impor yang terjadi pada bulan lalu. Nilai ekspor disebut mencapai USD18,55 miliar. Angka ini naik 9,52% ketimbang bulan Mei.

Dan kalau dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, nilai ekspor itu justru naik signifikan; 54,46 persen.  Statistik penduduk miskin. foto: BPS

Dari total ekspor tadi, ekspor non migas sangat mendominasi; USD17,31 miliar. Kalau yang  dihitung ekspor khusus non migas, maka angkanya naik 8,45 persen ketimbang bulan sebelumnya dan naik 51,35 persen kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Kalau diakumulasi, nilai ekspor Indonesia dari Januari–Juni 2021 telah mencapai USD102,87 miliar. Angka ini naik 34,78 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. 

Khusus ekspor nonmigas, nilainya mencapai USD97,06 miliar. Angka ini naik 34,06 persen.

Ekspor non migas tadi naik bukan oleh minyak hewan atau nabati, tapi mayoritas oleh ekspor besi dan baja sebesar USD486,4 juta atau 32,31%.

Lemak dan minyak hewan/nabati justru mengalami penurunan terbesar terhadap Mei yang mencapai USD846,5 juta atau 30,89%.

Adapun negara tujuan ekspor terbesar itu adalah Tiongkok USD4,13 miliar, Amerika Serikat USD2,14 miliar dan Jepang USD1,36 miliar. Kontribusi ketiganya mencapai 44,09% dari total ekspor. Ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing hanya USD3,59 miliar dan USD1,44 miliar.
 
Nilai impor Indonesia Juni 2021 mencapai USD17,23 miliar, naik 21,03% ketimbang Mei 2021 dan malah melonjak 60,12% kalau dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. 

Impor tadi didominasi oleh nonmigas senilai USD14,93 miliar. Angka ini naik 22,66% ketimbang Mei 2021 atau naik 48,08% ketimbang periode yang sama di tahun lalu. 

Impor migas pada bulan Juni 2021 hanya senilai USD2,30 miliar. Tapi angka ini naik 11,44% ketimbang Mei 2021 dan naik luar biasa, mencapai 239,38% kalau dibandingkan dengan Juni 2020. 

Impor golongan barang nonmigas --- mesin dan peralatan mekanis --- menjadi yang terbesar di Juni 2021, mencapai USD506,7 juta. Angka ini naik 28,31% ketimbang bulan Mei 2021. 

Impor bijih, terak, dan abu logam hanya USD126,8 juta. Angka ini turun sekitar 53,48% ketimbang bulan Mei 2021. 

Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar ke Indonesia sepanjang Januari–Juni 2021 adalah Tiongkok; USD25,27 miliar (31,79%), Jepang USD6,56 miliar (8,26%), Korea Selatan USD4,45 miliar (5,60%). 

Impor nonmigas dari ASEAN USD14,46 miliar (18,19%) dan Uni Eropa USD4,99 miliar (6,28%).

"Dari paparan di atas, neraca perdagangan Indonesia Juni 2021 surplus USD1,32 miliar. Angka ini berasal dari sektor nonmigas USD2,38 miliar. Di sektor migas justru defisit USD1,06 miliar," ujar Margo. 

Upah harian buruh tani nasional pada bulan lalu kata Margo juga naik 0,15% ketimbang Mei 2021. Dari Rp56.710,00 menjadi Rp56.794,00. Tapi kalau upah riil buruh tani hanya naik 0,50%.

Terus, upah harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Juni 2021 naik 0,11%, dari Rp91.025,00 menjadi Rp91.126,00. Kenaikan itu lebih kecil ketimbang kenaikan upah riil yang mencapai 0,28%.

Penduduk miskin pada Maret 2021 kata Margo mencapai 10,14%. Angka ini turun 0,05% ketimbang September 2020, tapi naik 0,36% kalau dibandingkan dengan Maret 2020. 

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2021 27,54 juta orang, turun 0,01 juta orang dibanding September 2020, tapi meningkat 1,12 juta orang kalau dibandingkan dengan Maret 2020. 

"Garis Kemiskinan pada Maret 2021 tercatat sebesar Rp472.525,00 per kapita per bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp349.474,00 (73,96%) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp123.051,00 (26,04%). 

Pada Maret 2021, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Gini Ratio adalah 0,384. 

Angka ini turun 0,001 poin dibandingkan dengan Gini Ratio September 2020 yang 0,385 dan meningkat 0,003 poin ketimbang Gini Ratio Maret 2020 yang sebesar 0,381. 

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40% terbawah adalah sebesar 17,76%. 

Ini berarti, pengeluaran penduduk pada Maret 2021 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. 

Jika dirinci menurut wilayah, di perkotaan angkanya sebesar 16,81% yang berarti tergolong pada kategori ketimpangan sedang. 

Sementara untuk perdesaan, angkanya tercatat sebesar 20,68 persen, yang berarti tergolong dalam kategori ketimpangan rendah. 



 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :