Berita / Iptek /
Olah Limbah Cair Sawit, Mahasiswa Doktoral UGM Raih Dana Riset dari Jepang
Tia Erfianti, Mahasiswa Doktoral UGM berhasil meraih penghargaan bergengsi Kurita Grant Japan 2024. foto: ist.
Yogyakarta, elaeis.co - Mahasiswa Doktoral Ilmu Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Tia Erfianti, berhasil meraih penghargaan Kurita Grant Japan 2024 usai melakukan penelitian tentang pengolahan limbah, khususnya limbah cair dari industri kelapa sawit atau Pabrik Kelapa Sawit Effluent (POME) dengan menggunakan mikroalga.
Seperti diketahui, Kurita Grant atau Kurita Water and Environment Foundation (KWEF) Grant, merupakan hibah penelitian untuk pengelolaan air dan teknologi lingkungan yang ditujukan bagi mahasiswa Ph.D, dosen maupun pengajar. Program ini didanai oleh Kurita Water Industries Ltd. Program ini bertujuan untuk mendukung penelitian konservasi sumber daya air di Asia.
Baca juga: Dua Emiten Sawit Kolaborasi Bangun Pabrik Pupuk Kompos dari Limbah di Sumsel
Penghargaan ini tidak hanya memberikan dukungan finansial bagi penelitian Tia dan tim, tetapi juga membuka peluang kolaborasi dengan para peneliti di Jepang.
Tia mengaku bersyukur karena proposalnya merupakan satu-satunya yang mewakili UGM dan diterima oleh KWEF. “Saya merasa senang dan bersyukur sekali, penelitian saya mendapat penghargaan dari KWEF,” katanya dalam rilis Humas UGM yang dikutip Rabu (9/10).
Untuk mendapatkan penghargaan tersebut, Tia mengaku prosesnya tidak mudah. Dimulai dari penyusunan proposal, Tia harus merangkum seluruh ide penelitian dalam satu halaman yang telah ditentukan oleh panitia. Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing, proposal tersebut kemudian diunggah ke situs resmi KWEF untuk melalui proses seleksi yang berlangsung selama 3-4 bulan.
Baca juga: Limbah Sawit, Sumber Energi Terbarukan yang Sangat Menjanjikan
“Proposal kami akhirnya dipilih dan mendapatkan pendanaan sekitar 400.000 yen, setara dengan Rp 43.000.000, untuk durasi penelitian satu tahun,” ungkapnya.
Ditanya soal penelitiannya, Tia menuturkan bawah penelitiannya berangkat dari wilayah perairan di Indonesia yang masih menghadapi banyak tantangan meskipun berbagai upaya perbaikan telah dilakukan. Terdapat beberapa masalah utama yang mempengaruhi kurang baiknya pengelolaan ini, termasuk tingginya tingkat pencemaran, terbatasnya infrastruktur pengolahan limbah, serta tekanan besar terhadap sumber daya air akibat aktivitas industri, pertanian, dan urbanisasi.
“Melalui acara ini, saya dapat memberikan andil dan kontribusi terhadap perairan di Indonesia dalam upaya meremediasi limbah POME,” ujarnya.
Baca juga: Limbah Cangkang Sawit Antar Mahasiswa Umsida Jadi Juara 2 LKTI
Penelitian Tia fokus pada pemanfaatan limbah cair kaya nitrogen sebagai media tumbuh mikroalga. Dengan produksi POME yang mencapai 28,7 juta ton per tahun di Indonesia, dia melihat potensi besar untuk mengelola limbah ini dan mengubahnya menjadi sumber daya.
“Tim penelitian kami di Fakultas Biologi telah memiliki lebih dari 35 strain mikroalga unggulan dari Indonesia yang mampu meremediasi ekosistem khususnya perairan perairan. Sehingga muncullah ide untuk memanfaatkan limbah cair tersebut,” jelasnya.
Riset yang dilakukan Tia dan tim dibimbing oleh para promotor Dr. Eko Agus Suyono dari fakultas Biologi, Ko-promotor Prof. Budi Setiadi Daryono dari Fakultas Biologi dan Prof. Dr. Arief Budiman dari Fakultas Teknik. Dalam tim ini, Tian dibantu oleh Brilian Ryan Sadewo dari fakultas Teknik dan Renata Adaranyssa Egistha Putri dari Sekolah Pascasarjana dengan rekomendasi topik penelitian yang sangat relevan dengan tantangan lingkungan saat ini. Yakni “Pengolahan Air Limbah Kaya Nitrogen Berbasis Mikroalga Ditingkatkan dengan Konsep Biorefinery dan Teknologi Omics untuk Pengelolaan Limbah Berkelanjutan”.







Komentar Via Facebook :