Berita / Nusantara /
Olah Limbah Cair Sawit Jadi Bio-CNG, SSMS Hemat Bahan Bakar Fosil 1,25 Juta Liter/Tahun
Biogas dikompres menjadi Bio-CNG dan kemudian disimpan dan dikemas di dalam tabung. foto: SSMS
Jakarta, elaeis.co - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) melalui anak usaha bisnisnya, PT Kalimantan Sawit Abadi (PT KSA) tengah melakukan uji coba produksi atau commissioning Bio-Compressed Natural Gas (CNG) Plant berlokasi di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, dengan kapasitas gas biometana 1,000 Nm3/jam.
Group Head Sustainability SSMS, Henky Satrio W mengatakan bahwa Bio-CNG merupakan bentuk lain pemanfaatan biogas yang dihasilkan dari limbah cair kelapa sawit (POME). Pengembangan Bio-CNG ini sebagai bentuk keseriusan perusahaan perkebunan asawit itu untuk ikut berperan dalam mendorong pemanfaatan energi terbarukan yang ramah lingkungan dan meminimalkan emisi karbon seperti yang tertuang dalam komitmen Kyoto Protocol (1997) dan Paris Agreement (2015).
Komitmen ini sejalan dengan upaya Pemerintah dalam Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB) 2009 – 2024 yakni peningkatan pemanfaatan produk kelapa sawit sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam rangka ketahanan energi.
Henky menjelaskan, saat ini SSMS sudah memiliki dua PLT Biogas dan satu Bio-CNG Plant. Dalam sehari beroperasi, PLT Biogas dapat menghasilkan sekitar 18,000 Nm3, diantaranya 9,000 Nm3 dialokasikan untuk operasional pengolahan pabrik kelapa sawit (PKS). Sementara sisa kelebihan biogas dikompres menjadi Bio-CNG sebesar 4,800 Nm3/hari untuk kemudian disimpan dan dikemas di dalam tabung. Bio-CNG yang telah dikemas di dalam tabung tersebut akan didistribusikan menggunakan truk.
Dengan beroperasinya Bio-CNG, SSMS dapat mengurangi ketergantungan penggunaan bahan bakar fosil beralih ke energi terbarukan. “Dengan beroperasinya Bio-CNG Plant pertama ini, SSMS mengestimasikan akan melakukan efisensi dan penghematan penggunaan bahan bakar fosil sekitar 1,25 juta liter/tahun, yang selama ini dipakai sebagai bahan bakar genset," ungkapnya dalam keterangan resmi SSMS, kemarin.
“Selain penghematan dalam penggunaan bahan bakar fosil, secara berkelanjutan adanya Bio-CNG ini juga sebagai upaya SSMS mendorong keberhasilan pengelolaan limbah kelapa sawit berkelanjutan dan mempercepat pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) terkait net zero emission serta ikut berkontribusi pada komitmen nasional terhadap NDC (National Determined Contribution)”, lanjutnya.
Ke depannya, SSMS menargetkan pembangunan 3 pabrik biogas dan 2 Bio-CNG dengan total nilai investasi mencapai Rp 280 miliar. Pembangunan sejumlah pabrik tersebut direncanakan akan dimulai pada tahun 2024.







Komentar Via Facebook :