Berita / Sumatera /
NTP Aceh Oktober 2024 Turun Meski Harga Komoditas Perkebunan Rakyat Naik
Sawit menjadi salah satu komoditas perkebunan andalan Aceh. foto: DPMPTSP Aceh
Banda Aceh, elaeis.co - Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) di Provinsi Aceh, nilai tukar petani (NTP) pada Oktober 2024 tercatat sebesar 121,79. Terjadi penurunan sebesar 0,24 persen dibandingkan NTP September 2024 sebesar 122,03.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Ahmadriswan Nasution, mengatakan, penurunan NTP disebabkan oleh harga komoditi pangan seperti gabah yang sedang mengalami penurunan.
BPS Aceh mencatat indeks harga yang diterima petani (It) menurun sebesar 0,35 persen. "Hal ini disebabkan terjadi penurunan It pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan," jelasnya dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (9/11).
Di saat yang sama, indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,11 persen. "Melalui Ib dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan yang sebagian besarnya merupakan petani. Hal ini tercermin dari indeks Konsumsi Rumah Tangga (KRT). Selain itu Ib juga menunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan petani untuk memproduksi hasil pertanian," paparnya.
Penurunan NTP gabungan dipengaruhi oleh kelima NTP subsektor penyusunnya. Diketahui bahwa pada Oktober 2024 terjadi penurunan NTP pada subsektor tanaman pangan, hortikultura dan perikanan.
Pada Oktober 2024, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 100,84 atau mengalami penurunan indeks sebesar 0,82 persen dibanding bulan sebelumnya. "Hal ini akibat dari penurunan harga gabah dan jagung," sebutnya.
Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) berada pada angka 94,27 atau mengalami penurunan indeks sebesar 5,86 persen dibanding bulan sebelumnya. "Penurunan NTPH dikarenakan menurunnya harga jual komoditas sayur-sayuran seperti cabai rawit, cabai merah, cabai hijau, kacang panjang), dan semangka," bebernya.
Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) adalah sebesar 160,21 atau mengalami peningkatan indeks sebesar 0,64 persen dibanding bulan sebelumnya. "Penyebabnya adalah meningkatnya harga komoditas Tanaman Perkebunan Rakyat, yaitu kelapa sawit, pinang, dan karet," ungkapnya.
Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Peternakan (NTPT) sebesar 97,47 atau mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen dibanding periode sebelumnya. Hal ini disebabkan karena meningkatnya harga jual komoditas unggas (ayam ras pedaging).
Terakhir, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Perikanan (NTPN) sebesar 107,44 atau mengalami penurunan sebesar 0,46 persen dibanding bulan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan harga lelang dan eceran ikan hasil tangkapan nelayan pada bulan Oktober.







Komentar Via Facebook :