https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Nelayan di Kepri Sumringah, Listrik Masuk 11 Desa Menghemat Ekonomi

Nelayan di Kepri Sumringah, Listrik Masuk 11 Desa Menghemat Ekonomi

Nelayan di Kepri Sumringah, Listrik Masuk 11 Desa Terpencil Menghemat Ekonomi


Pekanbaru, Elaeis.co - Sebanyak 11 desa terpencil di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kini sudah terang benderang dialiri listrik. Kehadiran listrik dinilai mempermudah warga dalam beraktivitas serta mampu mendorong perekonomian desa. 

Warga desa yang kebanyakam bekerja sebagai nelayan juga bisa lebih hemat. Jika sebelumnya mereka mengeluarkan Rp 400.000 setiap bulan untuk membeli bahan bakar mesin genset, saat ini hanya Rp 100.000 untuk membayar biaya listrik PLN.

Kepala Desa Batu Belubang, Arwan Arun mengatakan, masuknya listrik membuat warga bisa lebih menghemat pengeluatran uang setiap bukannya. Sebab, masyarakat selama ini menghabiskan biaya yang terbilang mahal untuk menikmati listrik. 

"Sehari masyarakat membayar kurang lebih Rp 26 ribu. Kalau dihitung, kira-kira biaya untuk listrik saja bisa Rp 600-800 ribu per bulan dengan pemakaian hanya dua titik lampu. Lalu satu TV itu pun hanya sekitar 5 jam sehingga kami bayar listrik sama seperti orang di kota," ujar Arwan, Selasa (15/6). 

Selain berhemat, kesejahteraan warga Desa Batu Belubang juga meningkat karena listrik dimanfaatkan untuk kegiatan produktif. 

"Dengan listrik PLN, warga kami hanya menghabiskan Rp 100 ribu per bulan selama 14 jam. Kami juga bisa menggunakan kulkas untuk menyimpan ikan hasil tangkapan para warga yang bekerja sebagai nelayan. Ini sangat meringankan dan membantu sekali," kata Arwan.

Desa berlistrik yang diresmikan hari ini tersebut, tersebar di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Lingga terdapat 7 desa diantaranya Desa Batu Belubang, Desa Mensanak, Desa Pulau Bukit, Desa Kelombok, Desa Penaah, Desa Pekajang, dan Desa Berhala. 

Kemudian Kabupaten Karimun terdapat 2 Desa yaitu Desa Buluh Patah dan Desa Tebias serta 2 desa di Kabupaten Anambas yaitu Desa Impol dan Desa Keramut.

Sementara itu, Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, menjelaskan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur listrik di 11 desa tersebut mencapai Rp 38 miliar. 

Dana itu dialokasikan untuk membangun 11 unit bangunan sentral pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dan mesin PLTD dengan total daya 1.370 KW, Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 10,71 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 33,81 kms, 11 gardu distribusi (trafo) dengan total daya 675 kilovolt Ampere (kVA) dan 4 Unit Tower 20 kilovolt (kV). 

"Dengan dinyalakannya 11 desa berlistrik ini terdapat potensi sambungan pelanggan baru sebanyak 2.211 calon pelanggan, di mana saat ini sudah menyala dan tersambung sebanyak 584 pelanggan," ujar Wiluyo.

Menurut Wiluyo, dengan menyalanya listrik di 11 desa tersebut, rasio elektrifikasi di Kepulauan Riau kian meningkat menjadi 99,76 persen dan rasio desa berlistrik sebesar 96,39 persen. 

"Dari jumlah total sebanyak 416 desa yang ada di Kepri, sudah dialiri listrik PLN sebanyak 401 desa, sehingga masih ada 15 desa yang belum dialiri listrik. Semoga  kerja sama yang terjalin baik selama ini dapat terus ditingkatkan. Agar upaya mewujudkan Kepri terang di tahun 2021 dan rasio desa berlistrik 100 persen di Kepulauan Riau tahun Ini bisa dituntaskan," ujar Wiluyo.

Gubernur Kepri, Anshar Ahmad mengapresiasi PLN yang telah bekerja keras mengalirkan listrik ke 11 desa terpencil di wilayahnya. Dia berharap, perekonomian masyarakat desa lebih cepat berkembang.

"Tak hanya itu, para siswa anak-anak kita calon generasi penerus bisa lebih pintar lagi karena sudah bisa belajar di malam hari dengan lebih baik. Sehingga manfaat dari hadirnya listrik bisa meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan di desa," jelasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :