Berita / Lingkungan /
Naiknya Suhu Udara Akibat Massifnya Pembukaan Kebun Sawit?
Perkebunan kelapa sawit di Bengkulu. foto: MC Bengkulu Selatan
Bengkulu, elaeis.co - Ketua Kanopi Bengkulu, Ali Akbar mengungkapkan kekhawatiran atas fenomena suhu panas yang terjadi belakangan ini. Menurutnya, salah satu penyebab peningkatan suhu udara adalah perubahan fungsi hutan di Indonesia, termasuk Provinsi Bengkulu, menjadi kebun kelapa sawit.
Ali menyoroti fakta bahwa banyak hutan di Bengkulu telah hilang karena perluasan kebun kelapa sawit. "Hutan yang sebelumnya berperan penting dalam menjaga iklim dan menyediakan habitat bagi berbagai spesies kini telah menjadi kebun kelapa sawit," ungkapnya, Selasa (16/5).
Dalam beberapa tahun terakhir, Bengkulu telah menjadi salah satu produsen utama minyak kelapa sawit di Indonesia. Permintaan minyak sawit yang tinggi memicu perluasan perkebunan kelapa sawit yang mengorbankan hutan-hutan alam yang penting bagi keseimbangan ekosistem. Sehingga menyebabkan fungsi hutan menjadi hilang dan membuat suhu semakin meningkat.
"Dengan hilangnya hutan-hutan, berkurang pula kemampuan alam untuk menyerap karbon dioksida, sehingga efek pemanasan global semakin terasa," jelasnya.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu rata-rata di Indonesia termasuk Bengkulu meningkat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir. Peningkatan suhu ini dapat memberikan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan, seperti peningkatan frekuensi bencana alam, perubahan pola tanam pertanian, dan penurunan kualitas air.
Seorang ahli lingkungan di Bengkulu, Dr Rina juga menggarisbawahi pentingnya menjaga keberadaan hutan dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
"Hutan adalah penyerap karbon alami yang berperan penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, perubahan fungsi hutan menjadi kebun kelapa sawit menghancurkan ekosistem yang telah terjalin selama ribuan tahun," katanya.
Rina mengaku, perlu kesadaran dan tindakan yang lebih kuat dari pemerintah dan masyarakat untuk mempertahankan hutan yang tersisa dan membatasi perluasan kebun kelapa sawit. Selain itu, upaya diversifikasi sektor pertanian juga perlu diperkuat agar tidak terlalu bergantung pada satu komoditas, sehingga tekanan terhadap hutan alam dapat dikurangi.
"Saya berharap bahwa melalui langkah-langkah tersebut, Indonesia termasuk Bengkulu dapat memberikan kontribusi nyata dalam memerangi pemanasan global dan menjaga keberlanjutan lingkungan," tutupnya.







Komentar Via Facebook :