Berita / Sumatera /
Murahnya Harga TBS Ancam Bisnis Toke Sawit dan Gerus Penjualan Truk
Truk pengangkut TBS. foto: polres pasangkayu
Bengkulu, elaeis.co - Penurunan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Bengkulu berdampak negatif terhadap permintaan kendaraan jenis truk di daerah tersebut. Saat ini harga TBS kelapa sawit hanya sekitar Rp 1.600/kg, keuntungan toke sawit anjlok karena banyak petani enggan panen.
Seorang staf penjualan truk di Bengkulu, Chandra Falepi mengatakan, konsumen utama mobil jenis truk bukanlah petani sawit melainkan pemilik ram atau peron. "Tapi mereka juga terkena dampak penurunan harga TBS kelapa sawit," katanya, Senin (26/6).
"Pendapatan toke sawit sangat tergantung pada kinerja sektor kelapa sawit secara keseluruhan. Kalau harga TBS rendah, maka keuntungan pemilik ram berkurang mengingat mereka bertanggung jawab dalam mengangkut hasil panen dan memenuhi kebutuhan distribusi. Makanya mereka menunda membeli truk," tambahnya.
Menurutnya, dalam beberapa bulan terakhir, penjualan mobil truk di Bengkulu merasakan dampak signifikan dari penurunan harga TBS kelapa sawit. Bahkan penjualan truk menurun hingga 40 persen. "Kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi kami, karena penurunan permintaan mobil truk secara langsung mempengaruhi pendapatan dan kelangsungan usaha kami," tutupnya.
Salah satu pemilik ram di Kabupaten Bengkulu Tengah, Barlian Utama mengaku khawatir terkait penurunan harga TBS kelapa sawit yang berdampak pada bisnisnya. Sebab banyak produksi TBS sawit milik petani menurun.
"Harga TBS yang rendah membuat para petani sawit enggan untuk memperluas lahan dan meningkatkan produksi, sehingga kami mengalami penurunan pembelian TBS dalam beberapa bulan terakhir," ungkapnya.
Tidak hanya menunda untuk membeli truk, dia juga mengaku melakukan pengurangan tenaga kerja. Bahkan, ia terpaksa memberlakukan pemotongan gaji dan mengurangi jam kerja karyawan. "Kami betul-betul sedang berusaha untuk bertahan saja, jangan sampai usaha tutup," tandasnya.







Komentar Via Facebook :